kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Australia-Korsel sahkan kesepakatan pertahanan senilai ratusan juta dolar


Senin, 13 Desember 2021 / 12:42 WIB
Australia-Korsel sahkan kesepakatan pertahanan senilai ratusan juta dolar
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Perdana Menteri Australia?Scott Morrison saat menghadiri upacara penandatanganan di Gedung Parlemen, di Canberra, Australia 13 Desember 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Australia, pada hari Senin (13/12), menandatangani kesepakatan pertahanan senilai A$ 1 miliar, atau sekitar US$ 716,5 juta, untuk mendatangkan puluhan unit alutsista dari Korea Selatan. 

Dilansir dari Reuters, di bawah kesepakatan ini Australia akan mendapatkan 30 unit howitzer self-propelled dan 15 unit kendaraan suplai amunisi lapis baja yang diproduksi oleh Hanwha Corp., sebuah perusahaan pertahanan Korea Selatan.

"Ini adalah babak baru dalam industri pertahanan Australia saat kami terus membangun kemampuan kami. Korea Selatan adalah mitra penting dalam perjalanan itu," ungkap Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, yang hadir langsung pada pertemuan hari Senin.

Proses penandatanganan dilakukan di Canberra dan dihadiri langsung oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae In, perwakilan Hanwha dan Anggota Angkatan Pertahanan Australia.

Dengan ini, Hanwha menjadi perusahaan pertama yang terlibat dalam rencana jangka panjang Australia untuk membangun kendaraan tempur infanteri bagi militernya. Proyek ini disiapkan dengan biaya mencapai A$ 30 miliar.

Pasca kesepakatan ini diresmikan, saham Hanwha dilaporkan naik 3% pada hari Senin.

Baca Juga: Percaya diri, Putin sebut Rusia memimpin perkembangan teknologi hipersonik dunia

Kesepakatan pertahanan tersebut merupakan salah satu agenda dalam perjalanan empat hari Moon Jae In di Australia. Di luar itu, kedua negara juga telah sepakat untuk bekerja sama untuk membantu memastikan pasokan ekspor mineral dari Australia untuk kebutuhan sektor teknologi Korea Selatan.

Dikutip dari Reuters, Australia sejauh ini telah memasok sekitar 40% dari impor mineral penting Korea Selatan.

Korea Selatan, dan sekutunya di Barat, beberapa bulan terakhir mulai mencari cara untuk mengurangi ketergantungannya pada komoditas mineral penting, seperti litium, indium, telurium, galium, dan platinum, dari China.

Saat ini Korea Selatan juga sedang berjuang memenuhi kebutuhannya akan mineral tersebut untuk menjadi pusat manufaktur baterai global pada tahun 2030 mendatang. Itu juga merupakan bagian dari rencananya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×