kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Australia rencanakan lockdown akibat merebaknya virus corona varian Delta


Selasa, 29 Juni 2021 / 15:32 WIB
Australia rencanakan lockdown akibat merebaknya virus corona varian Delta
ILUSTRASI. Warga memakai masker pelindung di pusat kota pada hari pertama 'penguncian' selama dua minggu untuk membatasi penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Sydney, Australia, Sabtu (26/6/2021). REUTERS/Loren Elliott


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Selama setahun terakhir, Australia telah hamper dinyatakan bebas dari pandemi global covid-19. Hal ini telah mencapai tahap masyarakat sudah dapat mengunjungi restoran dan klub malam, atau bergabung dengan orang banyak di festival dan teater.

Pertahanan Covid yang kuat di negara itu seperti menutup perbatasan dan karantina wajib, bekerja 99,99% sepanjang waktu. Ketika kasus covid-19 masuk, pemerintahnya bertindak cepat dengan melakukan lockdown di kota terkait dan mengejar setiap kontak yang terinfeksi.

Sydney berhasil menghindari langkah lockdown secara teratur dibantu dengan sistem pelacakan kontak. Namun dalam dua minggu terakhir, varian Delta telah berhasil menembus pertahanan kota. Dalam satu minggu, kasus positif telah membengkak menjadi lebih dari 100 kasus.

Baca Juga: Duterte tantang Pacquiao membuktikan pernyataanya terkait korupsi di pemerintahannya

Melansir dari BBC, pada Jumat (25/6), para pejabat mengakui perlunya menerapkan lockdown di Sydney. Pada hari Senin berikutnya, kasus telah menjadi krisis nasional dengan wabah di empat negara bagian dan teritori.

Sydney, Darwin, Perth, dan Brisbane kini sedang memberlakukan lockdown. Saat ini lebih dari 20 juta orang Australia, atau sekitar 80% dari populasi, kini menjalani pembatasan sosial. Angka ini menjadi jumlah tertinggi sejak lockdown nasional pada awal pandemi.

Dalam pertemuan darurat pada hari Senin, pemerintah federal dan negara bagian berupaya memperluas akses vaksinasi. Ahli epidemiologi mengatakan varian Delta telah terbukti paling menular dari semua jenis sejauh ini.

Pemerintah mencatatkan kasus terkait pendatang yang tertular virus di karantina, meskipun berada di kamar yang terpisah. Para ahli menyatakan kekhawatiran terkait sirkulasi udara dan kurangnya udara segar di hotel-hotel di kota.

Dua wabah yang meresahkan Australia saat ini datang dari orang-orang yang melayani karantina hotel. Salah satunya adalah pekerja tambang di Northern Territory, yang tertular virus di karantina Queensland. Yang lainnya adalah seorang wanita Queensland yang infeksinya muncul tepat saat dia menyelesaikan masa tinggalnya.

Baca Juga: Hong Kong melarang penerbangan dari Inggris untuk mengekang penyebaran Covid-19

Salah satu yang berpotensi adalah para pekerja di perbatasan. Australia terkenal ketat dalam menjaga “pintu” bagi yang diizinkan masuk ke negara itu, dengan tetap menerapkan batasan mingguan pada jumlah warga yang kembali dan larangan langsung dari beberapa hotspot virus.

Ketika mereka turun dari pesawat, mereka yang kembali akan disambut oleh serombongan tentara, petugas polisi, dan perawat yang mengintimidasi - bertopeng dan bersarung tangan untuk mengawal kedatangan langsung ke karantina. Tetapi ketelitian yang sama tidak diterapkan pada pekerja lain, seperti pengemudi yang mengangkut kedatangan.

Salah satunya adalah seorang pengemudi yang berusia 60-an di Sydney, yang membawa seorang penumpang. Terlepas dari hal ini, melansir dari BBC, para ahli mencatat Delta adalah varian virus yang tangguh karena tingkat infeksinya yang tinggi.

"Delta sangat, sangat menular. Bahkan dengan tenaga kerja yang sudah divaksinasi, masih ada potensi untuk menularkan," kata Prof. Nancy Baxter, Dekan Fakultas Kependudukan dan Kesehatan Global di Universitas Melbourne, dikutip dari BBC pada Selasa (29/6).

Selanjutnya: Hong Kong melarang penerbangan dari Inggris untuk mengekang penyebaran Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×