Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau pandemi corona masih mengintai, jangan lupakan ancaman digital. Banyaknya orang atau perusahaan yang mengandalkan teknologi saat pandemi, justru pengguna harus meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan siber.
Perusahaan peneliti keamanan siber global, Kaspersky mengungkap serangkaian serangan menggunakan kerangka kerja malware tingkat lanjut yang disebut MATA.Malware ini menargetkan sistem operasi Windows, Linux dan macOS. MATA beraksi sejak musim semi 2018.
Menurut peneliti Kaspersky, artefak pertama terkait dengan MATA digunakan pada atau sekitar bulan April 2018. Sejak itu, aktor di balik malware canggih ini semakin agresif untuk menyusup ke entitas korporat di seluruh dunia.
Tujuannya mencuri basis data pelanggan dan mendistribusikan ransomware. Perangkat lunak ini dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer sampai sejumlah uang dibayarkan.
Ada kabar, MATA ini terkait dengan Korea Utara, apa buktinya?
Menurut telemetri Kaspersky, para korban yang terinfeksi oleh kerangka kerja MATA berlokasi di Polandia, Jerman, Turki, Korea, Jepang, dan India. Di sisi lain Lazarus mengincar sistem di berbagai industri, termasuk perusahaan pengembangan perangkat lunak, perusahaan e-commerce dan penyedia layanan internet.
Peneliti Kaspersky menghubungkan MATA dengan kelompok Lazarus, yang dikenal karena operasi canggih dan tautannya ke Korea Utara. Mereka melakukan cyber espionage atau memperoleh rahasia tanpa izin dan serangan bermotif finansial.
Sejumlah peneliti, termasuk Kaspersky, sebelumnya melaporkan kelompok ini menargetkan bank dan perusahaan keuangan besar lain, Termasuk serangan ATMDtrack dan kampanye AppleJeus. Serangkaian serangan terbaru ini menunjukkan bahwa aktor melanjutkan jenis aktivitas tersebut.
“Kami menyarankan organisasi dan korporasi agar lebih memperhatikan keamanan data mereka, karena masih menjadi salah satu sumber daya utama dan paling berharga yang dapat terpengaruh,” kata Seongsu Park, seorang peneliti keamanan senior Kaspersky, dalam rilis ke Kontan.co.id, pekan lalu.