kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.059   -6,38   -0,09%
  • KOMPAS100 1.055   -0,68   -0,06%
  • LQ45 828   -2,95   -0,36%
  • ISSI 215   0,15   0,07%
  • IDX30 423   -1,43   -0,34%
  • IDXHIDIV20 513   -0,67   -0,13%
  • IDX80 120   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   0,69   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,14   -0,10%

Bailout Otomotif Lancar, Harga Minyak Menanjak


Kamis, 11 Desember 2008 / 11:53 WIB
Bailout Otomotif Lancar, Harga Minyak Menanjak


Sumber: Bloomberg |

SINGAPURA. Harga minyak mentah naik untuk yang kedua kalinya dalam dua hari ini setelah House of Representatives menyetujui bailout otomotif sebesar US$ 14 miliar.

“Meloloskan paket bailout itu meminggirkan kekhawatiran para pemilik modal untuk meletakkan duit mereka di pasar,” kata Ken Hasegawa, commodity derivatives sales manager Newedge Group di Tokyo. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu upaya untuk menggerakkan kembali perekonomian, namun konsumsi lainnya masih mandek.

Harga minyak mentah untuk pengiriman Januari naik tipis sebesar 72 sen atau 1,7%, menjadi US$ 44,24 per barel di New York Mercantile Exchange, dan diperdagangkan di level US$ 43,72 pada pukul 10.12 waktu Singapura. Kontrak berjangka yang telah tergelincir 55% tahun ini, dan harus menghadapi penurunan terbesar tahun ini sejak mulai diperdagangkan pada tahun 1983.

Minyak juga menanjak setelah Rusia memberi sinyal akan mengkoordinasikan produksinya kembali dengan OPEC minggu depan seiring dengan terjungkalnya harga minyak lebih dari US$ 100 per barel.

Menteri Energi Rusia Sergei Shmatko menegaskan bahwa Rusia akan mengumumkan proposal untuk mengiris produksinya pada 17 Desember dalam pertemuan OPEC. Ia bahkan sudah bilang pada presiden OPEC bahwa pihaknya akan menggunting produksinya. Lain dengan Norwegia, produsen minyak terbesar kedua sekaligus eksportir non-OPEC, justru belum punya rencana apapun untuk memotong produksinya.

OPEC harus membikin pemangkasan secara besar-besaran dalam pertemuan di Orab, Algeria, 17 Desember minggu depan. Pasalnya, harga minyak sudah terjungkal sebesar 29% sejak OPEC mengumumkan penciutan produksinya sebesar 1,5 juta barel per hari pada 24 Oktober lalu.

“Jika OPEC memangkas 2,5 juta barel lagi, rasanya cukup untuk menghentikan kemerosotan harga minyak mentah di pasaran. Hanya saja, di waktu yang bersamaan, setiap orang memahami bahwa tingginya harga minyak akan membikin perekonomian menggelinding pelan. Keseimbangan ini sangat penting untuk dipertimbangkan,” kata Hasegawa.

Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari menggemuk 20 sen atau 0,5% menjadi US$ 42,60 per barel di ICE Futures Europe exchange London. Kontrak minyak naik 87 sen atau 2,1% menjadi US$ 42,40 per barel kemarin.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×