Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Bangladesh mulai menguasai negara pada hari Selasa (6/8) setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke luar negeri.
Panglima Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, pada hari Senin mengumumkan bahwa Hasina telah mengundurkan diri dan militer akan membentuk pemerintahan sementara.
"Negara ini sangat menderita, perekonomian terpukul, banyak orang terbunuh. Sekarang saatnya menghentikan kekerasan," kata Waker dalam pidatonya di kanal televisi pemerintah, dikutip AFP.
Demonstrasi di Bangladesh berkembang menjadi kampanye menuntut penggulingan Hasina, kemudian direspons dengan keras oleh aparat sehingga menyebabkan sedikitnya 250 orang kehilangan nyawa.
Baca Juga: Kemenlu Minta WNI Tak Berkunjung ke Bangladesh
Berdasarkan laporan polisi, pejabat pemerintah, dan rumah sakit, setidaknya 366 orang tewas dalam kerusuhan yang dimulai pada awal Juli lalu.
Bangladesh akhir-akhir ini dilanda pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi, hingga naiknya angka pengangguran.
Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin, pada Senin malam telah meminta agar seluruh masyarakat yang ditahan karena demonstrasi untuk segera dibebaskan.
Shahabuddin juga meminta pembebasan mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi utama Khaleda Zia, yang dipenjarakan oleh Hasina karena tuduhan korupsi pada tahun 2018.
Baca Juga: Perdana Menteri Bangladesh Kabur ke India, Merasa Tak Dihargai Rakyatnya
Presiden dan panglima militer juga bertemu Senin malam, lengkap dengan para pemimpin utama oposisi. Tim pers presiden mengatakan mereka telah memutuskan untuk segera membentuk pemerintahan sementara.
Hasina telah berkuasa sejak 2009 dan dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu Januari 2024. Jutaan orang diperkirakan telah turun ke jalan dalam sebulan terakhir menuntut Hasina mundur dari jabatannya.
Hasina meninggalkan Bangladesh dengan helikopter pada hari Senin. Media India mengabarkan bahwa Hasina telah mendarat di pangkalan udara militer dekat New Delhi.