Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
PARIS. Perbankan Prancis ramai-ramai membukukan penurunan untung, bahkan merugi setelah melakukan goodwill writedown. Mereka di antaranya BNP Paribas, Credit Agricole SA, sampai Societe Generale.
Di atas kertas, aksi ini merupakan penghapusan biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk membeli aset tak terlihat suatu perusahaan yang tidak terlihat, seperti reputasi, popularitas merk, dan pelanggan.
Kemarin, dalam paparan kinerjanya, BNP Paribas mencatat penurunan nilai (impairments) sebesar € 345 juta. Ini termasuk goodwill writedown atas unit Banca Nazionale del Lavoro yang berada di Roma, Italia yang merugi.
Akibatnya, laba BNP Paribas pada kuartal terakhir tahun lalu merosot 33% menjadi € 514 juta (US$ 691 juta) dibanding periode yang sama setahun sebelumnya.
Societe Generale SA juga mengatakan, menderita rugi € 476 juta pada periode yang sama, setelah membukukan goodwill writedown dan ongkos kasus hukum senilai € 300 juta. Padahal, pada periode setahun sebelumnya, salah satu bank tertua dan terbesar di Prancis ini menikmati untung € 100 juta.
Biaya yang terbuang dan ongkos litigasi tersebut seakan menghilangkan pencapaian positif di unit perbankan korporasi dan investasi, serta efisiensi setelah memangkas 1.600 pekerja di tahun 2012. "Jelas bahwa awal tahun ini bagus untuk pasar modal, meski di tengah pandangan ekonomi yang pesimistis," kata Presiden Direktur (CEO) Societe Generale, Frederic Oudea.
Sedangkan bank terbesar ketiga di Prancis, Credit Agricole pada awal Februari lalu mengatakan akan mencantumkan penghapusan nilai aset € 2,68 miliar pada buku keuangan kuartal akhir. Aksi penghapusan aset di atas kertas ini merefleksikan pengaturan bank yang lebih ketat dan kondisi ekonomi yang memburuk. Credit Agricole akan melaporkan kondisi keuangannya pada 20 Februari mendatang.