Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WARSAWA. Negara-negara di seluruh dunia harus melakukan diversifikasi rantai pasok mereka dan mengurangi ketergantungan pada China, yang "mungkin baik untuk semua orang", Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan pada Selasa (12/4).
Menurut Malpass, perdagangan lintas batas akan tetap penting bagi ekonomi global, dan China-yang sudah menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia dan kemungkinan akan menjadi yang terbesar-memiliki peran besar, baik sebagai konsumen maupun produsen barang.
Tetapi, berbicara di sebuah acara di Warsawa, Polandia, dia bilang, China juga perlu menjadi bagian dari sistem nilai yang dimiliki oleh negara lain dalam sistem perdagangan global. "Saya tidak tahu, apakah itu akan terjadi," katanya, seperti dilansir Reuters.
Ditanya tentang apakah China menuju krisis karena penguncian Covid-19 yang ketat dan masalah utang di sektor propertinya, Malpass mengatakan: "Mereka mengalami kemunduran, kemunduran besar di berbagai bidang, dan perkiraan pertumbuhan telah diturunkan".
Baca Juga: Inflasi Tinggi Gerogoti Ekonomi AS, China, Eropa hingga Jepang
Namun, dia menyebutkan, Bank Dunia terus bekerja sama dengan baik dengan China, yang merupakan pemegang saham utama. Bank Dunia juga bekerjasama dengan China untuk mendorong lebih banyak transparansi pinjamannya ke negara-negara berkembang.
"Jadi, saya kira cara saya memikirkannya adalah, dunia perlu berinteraksi dengan China, mengakui itu penting di dunia dan semakin penting," ujar Malpass.
Hanya, dia tidak percaya dunia menghadapi "momen Bretton Woods" baru, referensi ke konferensi 1944 yang mengubah arsitektur keuangan internasional dan menciptakan Bank Dunia juga Dana Moneter Internasional (IMF) di tengah reruntuhan Perang Dunia Kedua.
Sistem itu, dengan dollar AS sebagai intinya, "berfungsi dengan cukup baik", tambahnya.
"Pandangan saya adalah, kita tidak berada pada titik itu sekarang, sama sekali. Tidak ada perasaan dunia hilang," tegas Malpass. "Ada rasa persatuan sebagian besar dunia dalam satu upaya, yaitu mengakhiri perang di Ukraina".