Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. World Bank (Bank Dunia) kembali pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand menjadi 2,2% di tahun ini. Sebelumnya Bank Dunia memproyeksikan, ekonomi Thailand dapat tumbuh 3,4% sepanjang tahun 2021.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand ini dilakukan karena dampak dari gelombang ketiga infeksi Covid-19 dan industri pariwisata Thailand yang masih lemah, kata Bank Dunia, Kamis (15/7).
Ekonomi Thailand yang bergantung pada pariwisata mengalami kontraksi 6,1% di tahun lalu. Ini adalah kemerosotan terdalam dalam lebih dari dua dekade, dengan sektor pariwisata hancur akibat dampak pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh dunia.
"Aktivitas ekonomi diperkirakan tidak akan kembali ke tingkat sebelum pandemi hingga tahun 2022, dan pemulihan diproyeksikan akan lambat dan tidak merata," kata Bank Dunia dalam sebuah laporan.
Setelah mencatat 40 juta turis asing pada 2019, Thailand diperkirakan hanya menerima 600.000 kedatangan di tahun ini, turun tajam dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 4-5 juta, kata Bank Dunia dalam laporan yang dikutip Reuters.
Baca Juga: 11 Negara yang berencana mencampur vaksin Covid-19, termasuk Indonesia
Ekspor yang baik dan peluncuran langkah-langkah dukungan fiskal yang sedang berlangsung diperkirakan akan tetap menjadi pendorong penting dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan, lanjut Bank Dunia.
Pemulihan diperkirakan akan dipercepat pada tahun 2022, dengan pertumbuhan PDB diproyeksikan sebesar 5,1%, kata Bank Dunia, mencatat risiko terhadap pertumbuhan condong ke sisi bawah dan prospek tetap tidak pasti.
Prospek PDB dari Bank Dunia lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 1,8% di 2021 dan 3,9% pada 2022 yang ditargetkan oleh bank sentral Thailand. Bank of Thailand (BOT) baru-baru ini mengatakan, pertumbuhan dapat meleset dari perkiraan setelah langkah-langkah penahanan virus corona terbaru yang lebih ketat diberlakukan.
Mengingat upaya bantuan dan pemulihan Covid-19 Thailand, tingkat utang publiknya diperkirakan akan meningkat menjadi 62% dari PDB pada tahun 2022, melebihi pagu target pemerintah sebesar 60%. Tetapi risiko terhadap kesinambungan fiskal tetap dapat dikelola, ujar Bank Dunia.