CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

11 Negara yang berencana mencampur vaksin Covid-19, termasuk Indonesia


Rabu, 14 Juli 2021 / 05:31 WIB
11 Negara yang berencana mencampur vaksin Covid-19, termasuk Indonesia
ILUSTRASI. Saat ini, semakin banyak negara yang mempertimbangkan untuk beralih ke vaksin Covid-19 yang berbeda untuk dosis kedua. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saat ini, semakin banyak negara yang mempertimbangkan untuk beralih ke vaksin Covid-19 yang berbeda untuk dosis kedua. Ada juga  negara yang berencana untuk menambahkan suntikan booster vaksin corona. Langkah ini dilakukan di tengah penundaan pasokan dan masalah keamanan yang telah memperlambat kampanye vaksinasi mereka.

Melansir Reuters, beberapa penelitian medis untuk menguji kemanjuran penggantian vaksin Covid-19 sedang dilakukan. Sebuah studi Oxford pada 28 Juni menunjukkan, vaksin campuran, di mana suntikan vaksin Pfizer diberikan setelah suntikan AstraZeneca, menghasilkan lebih banyak antibodi daripada dua suntikan AstraZeneca.

Berikut ini adalah negara-negara yang sedang mempertimbangkan, atau telah memutuskan untuk mengadopsi, solusi tersebut:

1. BAHRAIN

Bahrain mengatakan pada 4 Juni bahwa kandidat yang memenuhi syarat dapat menerima suntikan vaksin Pfizer/BioNTech atau Sinopharm, terlepas dari suntikan mana yang telah mereka ambil.

Baca Juga: Warning WHO: Jangan mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19

2. BHUTAN

Perdana Menteri Bhutan Lotay Tshering mengatakan pada 24 Juni bahwa dia merasa nyaman dengan mencampur dan mencocokkan dosis vaksin Covid-19 untuk mengimunisasi populasi sekitar 700.000 orang di negara kecil Himalaya itu.

3. KANADA

CBC News melaporkan, Komite Penasihat Nasional untuk Imunisasi Kanada mengatakan pada 17 Juni bahwa pemerintah provinsi harus menawarkan kepada penerima dosis pertama vaksin AstraZeneca suntikan yang berbeda untuk dosis kedua mereka.

Komite telah mengatakan awal bulan ini bahwa orang yang pertama kali disuntik dengan suntikan AstraZeneca dapat memilih untuk menerima vaksin yang berbeda untuk dosis kedua mereka.

Baca Juga: Foxconn dan TSMC capai kesepakatan vaksin Covid-19 BioNTech senilai US$ 350 juta


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×