Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI, - Bank sentral China bertekad untuk mempertahankan kurva imbal hasil yang normal dan mengoreksi risiko pasar obligasi, Financial News yang didukung bank melaporkan pada Jumat malam, mengutip sumber dan pakar industri.
Laporan ini merupakan peringatan terbaru terhadap pasar obligasi negara tersebut setelah Bank Rakyat China(PBOC) menyampaikan kekhawatirannya dan memperkenalkan rencana untuk menjual obligasi negara untuk meredam reli obligasi.
“Pasar obligasi tidak akan naik selamanya, dan ada risiko pembalikan yang semakin besar di pasar saat ini,” surat kabar tersebut mengutip sumber industri yang tidak disebutkan namanya.
Baca Juga: Market Global: Wall Street Lawan Kenaikan Global, Imbal Hasil Obligasi AS Naik
Media resmi menambahkan bahwa beberapa bank komersial pedesaan, yang memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan bank sejenis lainnya, memiliki posisi yang terlalu besar pada obligasi negara jangka menengah dan panjang.
Memperpanjang jangka waktu investasi memungkinkan lembaga keuangan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Namun kenaikan suku bunga yang tajam karena ketidaksesuaian jatuh tempo akan menyebabkan kerugian.
“Menanggung kerugian besar (dari investasi obligasi) akan berdampak buruk pada modal dan memperbesar risiko suku bunga dan risiko kredit,” kata sumber industri tersebut.
Gubernur PBOC Pan Gongsheng mengatakan bulan lalu bahwa China harus mengatasi risiko yang menyebabkan runtuhnya Bank Silicon Valley AS tahun lalu.
PBOC mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa mereka memiliki obligasi senilai ratusan miliar yuan untuk dipinjamkan, dan akan menjualnya tergantung pada kondisi pasar, sebagai bagian dari rencana yang dilihat pasar sebagai upaya untuk mendinginkan reli obligasi yang kuat.
"Peminjaman dan penjualan obligasi negara akan membantu menyeimbangkan penawaran dan permintaan pasar serta mencegah risiko di pasar obligasi," kata surat kabar resmi tersebut, mengutip seorang pakar.
“Pasar tidak perlu khawatir mengenai dampak penjualan obligasi negara terhadap likuiditas. Sikap bank sentral dalam mempertahankan kondisi likuiditas yang cukup tidak berubah.”