kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Bank Sentral India pun tahan suku bunga


Selasa, 07 Juni 2016 / 14:54 WIB
Bank Sentral India pun tahan suku bunga


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

MUMBAI. Gubernur Reserve Bank of India (RBI) Raghuram Rajan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 6,5%. Ini menyusul data inflasi India April 2016 yang memuaskan pasar.

Hal ini disampaikan langsung pada pertemuan RBI di Mumbai, India, Selasa (7/6). Sebelumnya memang sudah diprediksi oleh 44 ekonom Bloomberg bahwa RBI masih akan tetap mempertahankan suku bunganya.

Meski begitu bukan berarti pasar tidak dibayangi oleh ketidakpastian. Sebabnya ada beberapa poin yang menjadi perhatian dalam rapat RBI.

Pertama, inflasi India April 2016 yang tinggi dikhawatirkan bisa menjadi bias, prediksi cuaca yang masih akan diliputi curah hujan tinggi bisa jadi masalah bagi outlook komoditas agri milik India.

Belum lagi permasalahan investasi publik India yang memang tinggi namun private investasinya sangat rendah, dinilai masih perlu kelanjutan stimulus moneter untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil.

Selain itu diprediksi rupee, akan mengalami tekanan pada September 2016 mendatang, saat India harus membayar mayoritas emergency foreign currency swapnya ke investor asing sebesar US$ 34 miliar.

“Memang RBI sudah terus mengumpulkan USD untuk memenuhi target pembayaran ini namun RBI harus mengantisipasi fluktuasi nilai tukar yang tinggi,” kata Ekonom Kotak Mahindra Bank Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/6).

Saat ini pelaku pasar terus memantau seperti apa langkah kebijakan moneter Rajan dan RBI ke depannya. Dengan mempertimbangkan tingginya ketidakpastian global saat ini terutama dari kebijakan moneter The Fed dan referendum Brexit.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×