Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Yudho Winarto
LONDON. Gejolak pasar keuangan membuat Bank of England (BOE) segera menaikkan suku bunga acuan di awal 2016. Para ekonom memperkirakan, BOE akan menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin pada kuartal pertama tahun depan.
Pekan lalu, bunga acuan BOE ditetapkan di level terendah yakni 0,5%. Survei bulanan Bloomberg terhadap sejumlah ekonom menyebut, salah satu pertimbangan BOE menyesuaikan bunga di tahun depan adalah pelemahan ekonomi China
Pertimbangan lain untuk mengeram laju inflasi Inggris yang diprediksi meningkat pada tahun depan.
Lagi pula, ekonomi Inggris dianggap naik tajam dalam dua tahun terakhir, sehingga sudah saatnya BOE menaikkan suku bunga di tahun depan. Kenaikan suku bunga bisa dilakukan paling tidak setelah The Federal Reserves menaikkan suku bunganya.
Martin Weale, anggota Komite Kebijakan Moneter BOE mengatakan, BOE perlu menaikkan suku bunga lantaran inflasi Inggris akan di atas target 2% dalam dua tahun-tiga tahun ke depan. "Dengan pertumbuhan upah perusahaan dan pasar tenaga kerja, inflasi kemungkinan meningkat di atas target," tulis dia.
Ian McCafferty, ekonom dan Anggota Komite Kebijakan Moneter BOE juga mendorong kenaikan suku bunga. Tapi, ekonom lain menilai kenaikan bunga belum diperlukan. "Saya tidak percaya kondisi China cukup mengkhawatirkan," kata Peter Dixon, Ekonom Global Commerzbank AG di London.
Dia justru melihat, kekhawatiran tersebut terlalu berlebihan. Pun Alan McQuaid, ekonom Capital Merrion Dublin tak setuju bunga naik. Menurutnya, komentar para pejabat Komite Kebijakan Moneter BOE berlebihan.













