Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tri Adi
Sangat mudah untuk melihat dari mana Krit Ratanarak mendapatkan kekayaan dari bisnisnya. Ayahnya mendirikan Bank Ayudhya, yang sekarang bernama Bank Krungsri. Chuan juga pendiri Siam City Cement serta Bangkok Broadcasting and Television.
Walaupun terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan, tidak berarti jalan Krit menjadi pebisnis ternama di negerinya mulus seperti jalan tol. Pada tahun 1972, Krit memulai karirnya di perusahaan milik keluarga dengan menjadi pegawai biasa di Bank of Ayudhya.
Selama 10 tahun Krit belajar mengetahui bagaimana sebuah bank beroperasi. Setelah bekerja selama sepuluh tahun, tepatnya pada 1982, Krit diangkat menjadi presiden dari Bank of Ayudhya.
Baru setelah sang ayah meninggal, Krit menjadi CEO di semua perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya. Mulai dari Siam City hingga Bangkok Broadcasting & Television. Di tahun 1998, Krit menjadikan Siam City Cement sebagai semen yang paling laris terjual di Thailand.
Ia juga membuat Bangkok Broadcasting & Television menjadi saluran nomor satu dalam pendapatan iklan. Ini semua dilakukan Krit tidak dalam kurun waktu yang cepat. Ia membutuhkan waktu sekitar 13 tahun untuk membesarkan usaha milik keluarganya. Bank of Ayudhya pun sekarang juga menjadi bank papan atas di Thailand.
Tak hanya itu, Saham media miliknya, Bangkok Broadcasting & TV, yang beroperasi populer di Channel 7, mendapat lisensi untuk saluran digital baru. ini adalah aset dengan nilai terbesar yang berada di tangan keluarga Krit.
Krit juga pernah ikut berpolitik, dengan menjadi senator terpilih termuda di Amerika Serikat pada usia 35 tahun. Setelah masa jabatan itu, di mana ia bertugas pada 1980-an, ia memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk bisnis.
Pada 2012, akumulasi nilai bisnisnya pernah dihargai lebih dari US$ 13,5 miliar. Sayangnya Forbes tidak mempunyai catatan berapa besar kekayaannya Krit saat ini. Krit juga pernah mendapat suntikan uang setelah Mitsubishi UFJ Financial Group Jepang mengakuisisi saham di Bank of Ayudhya. Ia memegang 16% saham di perusahaan tersebut.
(Bersambung)