Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Selain itu, Ricciardi menyebutkan, mortality rate yang tinggi di Italia lantaran cara dokter atau petugas medis menghitung angka kematian. “Semua pasien yang meninggal di rumahsakit yang menangani virus corona dihitung sebagai pasien meninggal karena virus corona,” ujarnya.
Ricciardi menuturkan, berdasarkan reevaluasi yang National Institute of Health lakukan, hanya 12% dari total pasien yang meninggal akibat virus corona. “Sementara 88% pasien memiliki setidaknya satu penyakit bawaan. Banyak yang memiliki dua atau tiga,” tambahnya.
Skeptisisme terhadap data
Para ilmuwan lainnya juga memiliki skeptisisme terhadap data kematian di Italia. Mengutip Telegraph, Martin McKee, Profesor di European Public Health, London School of Hygiene and Tropical Medicine, menyebutkan, Italia belum memiliki perhitungan terhadap gejala ringan virus corona.
Jika lebih banyak tes dilakukan kepada orang yang asimptomatik (tidak menunjukkan gejala), maka angka kematian dirasa akan menurun. “Terlalu dini untuk membandingkan Italia dengan negara-negara lain di Eropa. Kita tidak tahu berapa banyak orang asimptomatik yang menyebarkan virusnya,” sebut McKee.
Baca Juga: Waduh gawat, kematian akibat virus corona di Italia melonjak hampir 800 dalam sehari
Ilmuwan lain menilai, ada faktor lain terkait angka kematian yang tinggi akibat virus corona di Italia. Faktor ini termasuk angka yang tinggi terhadap konsumsi rokok dan polusi udara.
Itu berdasarkan data mayoritas pasien yang meninggal berasal dari wilayah Lombardy bagian Utara Italia, yang memiliki kualitas udara cukup buruk dibanding daerah lainnya.
Mike Ryan, Health Emergencies Programme Executive Director Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan, para dokter di Italia kewalahan menangani pasien sebanyak itu. “Dokter di Italia tidak hanya melayani satu atau dua pasien, melainkan sampai 1.200 pasien,” ungkapnya seperti dilansir Telegraph.
Kondisi ini diperburuk banyak petugas medis yang terinfeksi dan harus mengisolasi diri. Sebanyak 2.000 petugas medis di Italia terjangkit virus corona. “Dibanding negara-negara lainnya di Eropa, Italia memiliki jumlah ventilator dan petugas medis yang sangat sedikit,” imbuh Ryan.
Baca Juga: Italia menutup bisnis non strategis hingga 3 April, supermarket dan bank tetap buka
Penulis: Sri Anindiati Nursastri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Banyak Pasien Covid-19 Meninggal di Italia?"