kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Batal di Amerika, Aramco pilih IPO di negerinya sendiri


Selasa, 10 September 2019 / 20:19 WIB
Batal di Amerika, Aramco pilih IPO di negerinya sendiri
ILUSTRASI. Saudi Aramco


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  DUBAI. Arab Saudi akhirnya merencanakan Initial Public Offering (IPO) Aramco di pasar domestik. Seperti diberitakan Reuters, sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan pada hari Senin (9/9) kemarin.

Padahal sebelumnya, Aramco sudah bersiap IPO di London atau New York. Kerajaan Arab Saudi bermaksud untuk mendaftarkan 1% dari Aramco di bursa efek Riyadh sebelum akhir tahun ini. Lalu saham 1% lainnya pada tahun 2020.

Baca Juga: Kali pertama dalam sejarah, Arab Saudi punya menteri energi baru seorang pangeran

Hal itu merupakan langkah awal dari total 5% saham Aramco yang akan dilepas ke publik.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, negaranya bertujuan untuk IPO Aramco dalam waktu sesegera mungkin. Hal ini berkaitan dengan rencana Arab Saudi mulai diversifikasi bisnis kerajaan dari minyak ke bisnis lain.

JPMorgan, Morgan Stanley dan National Commercial Bank akan menjadi bank yang mengelola transaksi. Ditambah Citi, Goldman Sachs, HSBC dan Samba Financial Bank juga akan ikutan.

Sebelumnya, Arab Saudi memang agak khawatir melantai di bursa New York. Pasalnya ada beberapa aturan kepemilikan saham yang bertentangan dengan keinginan dari Kerajaan Arab Saudi.

Baca Juga: BP akan menjual lebih banyak minyak mentah Amerika ke Asia

Pangeran Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman berharap valuasi Saudi Aramco sebesar US$ 2 triliun. Meskipun beberapa bankir dan orang dalam perusahaan mengatakan kerajaan harus memangkas targetnya menjadi sekitar US$ 1,5 triliun.


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×