CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Beijing ke NATO: Setop lebih-lebihkan berbagai bentuk teori ancaman China


Selasa, 15 Juni 2021 / 13:36 WIB
Beijing ke NATO: Setop lebih-lebihkan berbagai bentuk teori ancaman China
ILUSTRASI. Beijing meminta NATO untuk berhenti melebih-lebihkan berbagai bentuk teori ancaman China.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Beijing pada Selasa (15 Juni) menuduh NATO membesar-besarkan ancaman dari China dan "menciptakan konfrontasi", setelah janji dari sekutu Barat untuk bekerjasama melawan "tantangan sistemik" dari kebijakannya.

Melansir Reuters, para pemimpin NATO membuat komitmen pada Senin (14 Juni), ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperbarui hubungan transatlantik Washington pada pertemuan puncak pertamanya dengan sekutu.

Dalam pernyataan niat yang luas, para pemimpin NATO menyatakan, tindakan China yang semakin tegas dalam membangun persenjataan nuklir dan kemampuan perang antariksa juga dunia maya mengancam tatanan internasional.

Mengutip Reuters, sebagai tanggapan yang marah, sebuah pernyataan dari misi China untuk Uni Eropa menyerukan NATO untuk "melihat perkembangan China secara rasional, berhenti melebih-lebihkan berbagai bentuk teori ancaman China". 

Dan, tidak menggunakan kepentingan sah sertan hak hukum China sebagai alasan untuk memanipulasi kelompok politik (sementara) yang secara artifisial menciptakan konfrontasi.

Baca Juga: NATO: China semakin dekat, kami perlu merespons bersama sebagai aliansi

Misi China untuk Uni Eropa menambahkan, tuduhan NATO adalah "fitnah terhadap perkembangan damai China, salah menilai situasi internasional dan perannya sendiri, dan itu adalah kelanjutan dari mentalitas Perang Dingin dan psikologi politik aliansi tersebut".

Ketegangan militer telah meningkat selama setahun terakhir antara Cina dan kekuatan saingan termasuk Amerika Serikat dan India, dengan titik nyala, seperti perbatasan Himalaya, Taiwan, dan Laut China Selatan.

Anggaran militer China, terbesar kedua di dunia setelah AS meskipun masih kurang dari sepertiga dari Washington, akan meningkat sebesar 6,8% pada 2021, Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan pada Maret lalu.

Beijing juga telah menggelontor miliaran dollar AS ke dalam program luar angkasanya sebagai upaya untuk mengimbangi negara perintis, Rusia dan Amerika Serikat.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, sekutu akan berusaha untuk bekerjasama dengan China dalam masalah global seperti perubahan iklim, tetapi mengecam sikap Beijing yang semakin tegas pada masalah lain.

Selanjutnya: Biden galang dukungan lawan China dan Rusia: NATO sangat penting bagi AS



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×