Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pertumbuhan produksi pabrik di China pada Mei tercatat paling lambat dalam enam bulan terakhir. Namun, penjualan ritel justru menunjukkan peningkatan yang cukup kuat. Data ini memberikan sedikit angin segar bagi ekonomi China yang sedang menghadapi tekanan dagang dari Amerika Serikat.
Menurut data dari Biro Statistik Nasional China dikutip Reuters, produksi industri hanya tumbuh 5,8% dari tahun sebelumnya. Angka ini menurun dari April 2025 yang naik 6,1% dan lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 5,9%. Bahkan menjadi laju pertumbuhan paling lambat sejak November 2024.
Kondisi berbeda pada penjualan ritel yang tumbuh 6,4%, lebih tinggi dari April yang hanya naik 5,1% dan melampaui proyeksi analis 5%. Ini bahkan menjadi kenaikan tercepat sejak Desember 2023.
Baca Juga: Produk China di Indonesia Naik 21,43%, Cerminkan Lemahnya Perlindungan Pasar Domestik
Meskipun ada sinyal positif dari konsumsi masyarakat, banyak analis masih pesimistis. Saham-saham unggulan di China sempat naik tipis namun kembali turun. "Gencatan senjata dalam perang dagang dengan AS tidak cukup kuat untuk menghentikan pelemahan ekonomi bulan lalu," kata Zichun Huang, ekonom dari Capital Economics. Dengan tarif yang tetap tinggi, dukungan fiskal yang menurun, dan tantangan struktural yang belum teratasi, pertumbuhan ekonomi China kemungkinan terus melambat pada tahun ini.
Peningkatan penjualan ritel didorong belanja masyarakat selama libur Hari Buruh dan program tukar tambah barang konsumsi yang disubsidi pemerintah. Selain itu, festival belanja online “618” yang dimulai lebih awal dari biasanya meningkatkan konsumsi.
"Kami melihat pola stimulus ekonomi berhasil jika ada dorongan dari pemerintah, seperti pada penjualan peralatan rumah tangga. Tapi jika tidak ada stimulus, seperti di sektor properti, pertumbuhannya lemah," kata Tianchen Xu dari Economist Intelligence Unit. Dia juga mengingatkan risiko penurunan konsumsi karena pembatasan makan di luar pejabat, berakhirnya festival belanja dan subsidi.