kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah virus corona baru hasil mutasi gampang infeksi anak-anak? Ini penjelasan WHO


Selasa, 26 Januari 2021 / 10:14 WIB
Benarkah virus corona baru hasil mutasi gampang infeksi anak-anak? Ini penjelasan WHO


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Genewa. Mutasi virus corona yang terjadi di Inggris telah menyebar ke banyak negara. Virus corona varian baru hasil mutasi diperkirakan lebih mematikan dan gampang menginfeksi anak-anak. Benarkah demikian?

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) sekaligus pakar penyakit menular Maria Van Kerkhove menyatakan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendalami virus varian baru hasil mutasi tersebut.

Namun, sejauh ini varian baru virus corona cenderung tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah di semua kelompok usia, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, jenis tes, perawatan, hingga pengobatan yang kini diberlakukan masih bisa dilanjutkan.

Dari berbagai penelitian tentang varian baru virus corona hasil mutasi yang telah dilakukan, belum ada penelitian yang menemukan ancaman berbeda varian tersebut terhadap anak-anak. "Penelitian di Inggris, misalnya, tidak menunjukkan bahwa virus tersebut secara khusus menargetkan anak-anak, yang berarti virus tersebut tidak menginfeksi anak-anak lebih besar daripada virus corona yang sudah teridentifikasi," ucapnya.

Maria juga menjelaskan tentang beberapa gejala Covid-19 pada anak yang perlu diwaspadai orangtua. Menurutnya, kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona akan mengelami gejala pernapasan, demam, batuk, sakit tenggorokan, hingga perasaan tidak enak badan.

Sementara beberapa orang lainnya yang positif corona mungkin mengalami masalah pencernaan serta kehilangan kemampuan indera penciuman dan pengecap. Namun, anak-anak yang terinfeksi virus corona mungkin tidak membangun gejala Covid-19 sebanyak orang dewasa.

Misalnya, beberapa anak mungkin mengalami gejala masalah pencernaan, seperti diare atau muntah, tetapi cenderung lebih ringan. "Terutama pada anak-anak yang masih sangat kecil, (gejala) mereka cenderung lebih ringan, yang berarti gejala mereka tidak sebanyak orang dewasa," ungkap Maria dalam sebuah episode Science 5 di laman resmi WHO.

Baca juga: Zona merah corona 24/1/2021 turun tipis, Jawa Tengah masih terbanyak

Kunci mencegah Covid-19 pada anak

Bagi anak-anak, hal terbaik yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah menjaga mereka agar tidak sampai terinfeksi Covid-19. Menurut Maria, cara pencegahan yang selama ini sering kita dengar juga berlaku untuk anak.

Beberapa di antaranya seperti mencuci tangan, memakai dan melepas masker dengan tepat, menjaga jarak fisik, hingga mempraktikkan etiket pernapasan seperti menutup mulut dengan siku ketika batuk atau bersin.

Meski terdengar sepele, namun itu adalah kebiasaan penting yang bermanfaat untuk anak ketika dewasa. "Ini adalah kebiasaan baik yang harus dibentuk anak seiring bertambahnya usia," ucap Maria.

Baca juga: Seminggu pasca disuntik vaksin Covid-19, ini efek yang dirasakan para dokter

Terakhir, Maria menekankan bahwa peran orangtua adalah memberi anak informasi sebanyak-banyaknya tentang Covid-19, baik gejala dan cara mencegah, sehingga anak tidak akan takut dengan informasi membingungkan yang beredar di luar.

Pastikan orangtua menjawab semua pertanyaan yang mungkin diucapkan oleh anak. "Pastikan mereka mendapatkan informasi yang baik dari Anda (orangtua)," ungkapnya.

Ingat pandemi corona belum berakhir. Cara mencegah penularan virus corona adalah dengan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Gejala Covid-19 pada Anak Sama Seperti Dewasa? Ini Kata WHO",

Editor : Nabilla Tashandra

Selanjutnya: Musim hujan datang, ini tips menjaga daya tahan tubuh agar tetap kuat dan sehat




TERBARU

[X]
×