kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bendung corona, Madrid jadi ibu kota pertama di Eropa yang berlakukan lagi lockdown


Kamis, 01 Oktober 2020 / 22:25 WIB
Bendung corona, Madrid jadi ibu kota pertama di Eropa yang berlakukan lagi lockdown
ILUSTRASI. Ribuan bendera Spanyol dipasang sebagai penghormatan bagi korban virus corona di sebuah taman di Madrid, Spanyol, Minggu (27/9/2020).


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MADRID. Madrid akan menjadi ibu kota negara pertama di Eropa yang kembali mengunci diri untuk membendung penyebaran virus corona, setelah pemimpin kawasan itu pada Kamis (1/10) terpaksa setuju dengan perintah Pemerintah Spanyol.

Untuk melawan lonjakan tajam kasus virus corona, Madrid dan sembilan kota terdekat akan menutup perbatasan bagi orang luar untuk kunjungan yang tidak penting. Hanya perjalanan untuk bekerja, sekolah, kunjungan dokter, atau belanja yang diizinkan. 

Jam malam untuk bar dan restoran maju ke jam 11 malam, dari sebelunya pukul 1 dini hari.

Namun, Kepala Wilayah Madrid Isabel Diaz Aysuo akan mengajukan banding terhadap kebijakan penguncian itu ke pengadilan. Ini  berarti, ketidakpastian dan pertengkaran politik yang sengit dan telah membuat jengkel penduduk Madrid masih jauh dari selesai.

Baca Juga: Sejumlah negara Eropa ini terancam serangan corona gelombang kedua

“Kami adalah korban dari improvisasi,” keluh arsitek Jean-Pierre Moncardo kepada Reuters. Dia bilang, para politisi telah membuang-buang waktu untuk melawan satu sama lain alih-alih memberi tenaga medis dana yang mereka butuhkan untuk memerangi pandemi.

Wilayah Madrid memiliki 859 kasus per 100.000 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadikannya hotspot Covid-19 terburuk di Eropa. Spanyol memiliki salah satu tingkat infeksi tertinggi di benua itu selama gelombang pertama pandemi.

Pemerintah Spanyol yang dipimpin kubu sosialis, yang menempatkan kasus di Madrid pada angka 735 per 100.000 orang, memutuskan pada Rabu (30/9) malam untuk memberlakukan penguncian baru di kota berpenduduk lebih dari 3 juta orang itu.

Keputusan tersebut membuat geram pemerintah daerah yang dipimpin kubu konservatif, yang khawatir tentang dampaknya terhadap mata pencaharian di kota yang terkenal dengan bar, restoran, dan hiruk pikuk turis di waktu normal itu.

Baca Juga: WHO: Kematian harian di Eropa akibat virus corona bisa meningkat pada Oktober

Madrid Diaz Ayuso mengatakan kepada majelis regional pada Kamis (1/10), dia tidak punya pilihan selain mengikuti perintah penguncian dari pemerintah pusat untuk saat ini.

"Wilayah ini tidak memberontak dan akan mematuhi semua perintah secara ketat," katanya seperti dikutip Reuters. "Tapi, kami akan pergi ke pengadilan untuk membela hak-hak masyarakat Madrid".

Selanjutnya: Atasi gelombang kedua corona, Inggris perluas pembatasan hingga 6 bulan




TERBARU

[X]
×