Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Situasi di ibukota Bangkok, Thailand, saat ini benar-benar kacau. Menyusul bentrokan yang terjadi mulai kemarin siang, dua orang dinyatakan tewas, sementara 97 orang lainnya terluka. Dengan adanya kejadian itu, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva mengimbau para aksi demonstran untuk membubarkan diri.
Sekadar informasi, kemarin, para tentara mengarahkan senjatanya ke atas kepala para demonstran yang telah membajak sebuah bus dan membakar sejumlah ban untuk memblokade jalan-jalan yang mengarah ke ibukota. Adanya bentrokan tersebut menggarisbawahi adanya kesenjangan antara kaum miskin pedesaan dengan kelompok elite perkotaan yang sudah menjadi momok di empat pemerintahan sejak mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra digulingkan dalam sebuah kudeta tiga tahun lalu.
“Pasukan keamanan sudah mengamankan seluruh wilayah, kecuali gedung parlemen yang diduduki oleh para demonstran. Pemerintah akan menyediakan sejumlah transportasi bagi warga yang ingin meninggalkan tempat berlangsungnya aksi demonstrasi,” ujar Abhisit dalam siaran televisi kemarin malam.
Sekadar informasi saja, sekitar 10.000 demonstran termasuk biksu, wanita dan anak-anak, hingga kemarin malam tetap berkumpul di depan Gedung Parlemen. Sebelumnya, pasukan keamanan sudah menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran di pusat kota.
“Saat ini merupakan harinya pemerintah. Meski belum berdampak besar, namun pemerintah mampu menegakkan hukum untuk menghindari meluasnya aksi anarki,” jelas Thitinan Pongsudhirak, Director Institute for Strategic and International Studies di Chulalongkorn University, Bangkok.
Sementara itu, Thaksin menegaskan dia siap untuk kembali ke negara yang terletak di Asia Tenggara itu pada waktu yang tepat. Para demonstran mendukung Thaksin sebagai upaya untuk menghindari hukuman korupsi selama dua tahun.
“Saat ini, demokrasi hanya dijalankan untuk segelintir orang. Tapi kami ingin melihat pelaksanaan demokrasi bagi semua warga. Saya siap untuk kembali jika waktunya sudah siap,” jelas Thaksin dalam wawancara di CNN, kemarin.