Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga beras parboiled yang diekspor dari India mengalami penurunan pekan ini akibat depresiasi rupee dan meningkatnya pasokan.
Sementara itu, harga beras Vietnam sedikit melemah di tengah kekhawatiran potensi penurunan permintaan dari Filipina.
India, sebagai eksportir beras terbesar dunia, mencatat harga beras parboiled 5% patah berada di kisaran US$440-US$446 per ton pekan ini, turun dari US$444-US$450 pekan lalu.
Baca Juga: Beras Khusus Masuk Daftar Target PPN 12%
Untuk beras putih 5% patah dari India, harga berada di kisaran $447-$455 per ton.
Depresiasi rupee terhadap dolar AS yang mencapai level terendah sepanjang sejarah pada Kamis meningkatkan margin bagi eksportir India.
"Rupee melemah dengan cepat, dan kami menyesuaikan harga untuk mengimbangi perubahan nilai tukar. Namun, permintaan tetap stabil," kata seorang pedagang berbasis di New Delhi yang bekerja untuk perusahaan perdagangan global.
Vietnam dan Thailand
Beras 5% patah Vietnam ditawarkan pada harga US$495-US$508 per ton, sedikit turun dari US$509 pekan lalu, menurut para pedagang dan Asosiasi Pangan Vietnam.
"Harga turun setelah Departemen Pertanian Filipina mengindikasikan akan membeli beras dari India dan Pakistan," kata seorang pedagang di wilayah Delta Mekong.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Tidak Lagi Impor Beras di 2025
"Aktivitas perdagangan pekan ini secara umum cukup lesu."
Filipina merupakan salah satu pengimpor beras terbesar dari Vietnam.
Untuk Thailand, harga beras 5% patah tercatat di US$512 per ton, sedikit berubah dari pekan lalu yang berada di kisaran US$510-US$515.
Pedagang di Bangkok menyebutkan bahwa fluktuasi kecil ini disebabkan oleh perubahan nilai tukar, sementara permintaan tetap datar menjelang musim liburan.
Situasi pasokan di Thailand pun relatif stabil. Salah satu pedagang memperkirakan harga beras akan menurun setelah Tahun Baru karena peningkatan pasokan global, terutama dari India.
Baca Juga: Pemerintah Jajaki Impor Beras dari India
Bangladesh Tingkatkan Impor
Bangladesh telah menandatangani kesepakatan antarnegara dengan Myanmar untuk mengimpor 100.000 ton beras putih dengan harga US$515 per ton. Langkah ini diambil untuk mengendalikan kenaikan harga domestik.
Bangladesh juga mengimpor beras parboiled, terutama dari India, melalui mekanisme tender.
Meskipun pemerintah Bangladesh memiliki cadangan pangan yang cukup besar, sekitar 1,2 juta ton, termasuk 742.000 ton beras, negara ini masih kesulitan mengendalikan lonjakan harga di pasar domestik.