Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nike, perusahaan alas kaki terbesar dunia ini, bakal menerapkan strategi penghematan lebih ketat. Hal ini merespon perlambatan pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut.
Manajemen Nike menyebut, pihaknya akan menghemat US$ 2 miliar selama tiga tahun ke depan. Beberapa cara yang akan dilakukan di antaranya dengan memperketat pasokan produk, meningkatkan rantai pasokan, mengurangi manajemen dan meningkatkan penggunaan sistem otomatisasi.
Bisnis grosir Nike tertekan karena para peritel mengurangi jumlah pesanan. Penurunan penjualan juga terlihat dari melemahnya transaksi secara online. Efeknya, perusahaan ini cenderung jor-joran melakukan promosi. Penyebab lain adalah perekonomian China yang terpuruk.
Baca Juga: Wall Street Menguat Menjelang Akhir Pekan, Inflasi AS Lebih Lemah Daripada Prediksi
"Kami melihat indikasi perilaku konsumen yang lebih berhati-hati di seluruh dunia," kata Kepala Keuangan Nike, Matthew Friend seperti dikutip Reuters.
Analis Ekuitas Senior Morningstar David Swartz mengatakan, Nike akan mengurangi jumlah produk karena perusahaan ini melihat ada terlalu banyak produk yang tidak memberikan margin tinggi dan tidak membukukan jumlah penjualan yang signifikan. Meski begitu, Nike akan tetap meluncurkan model baru untuk menarik konsumen.
Beberapa produk yang dimaksud itu di antaranya sepatu basket Sabrina 1, LeBron 21 dan Tatum 1.
"Dalam kondisi permintaan konsumen dalam tekanan maka aktivitas promosi harus lebih tinggi termasuk inovasi dan kebaruan agar konsumen tertarik," kata Friend. Nike juga akan merilis produk baru dalam tiga bulan ke depan untuk lini GT Cut, Book 1, dan Kobe yang diharapkan dapat mendorong penjualan.
Nike tidak merinci, produk waralaba mana yang akan dikurangi pasokannya. Namun perlu dicatat, lini sepatu kets ikoniknya seperti Air Force 1, Dunk dan Court, semuanya berkinerja baik.
Baca Juga: S&P, Nasdaq Tidak Banyak Bergerak, Wall Street Bersiap untuk Data Inflasi
Terkait perampingan jumlah karyawan, Nike memperkirakan biaya restrukturisasi sebelum pajak US$ 400 juta-US$ 450 juta. Anggaran ini merupakan biaya pesangon karyawan kuartal ketiga.













