Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Seorang wanita berusia 80-an jadi orang pertama dengan COVID-19 yang meninggal di Jepang. Tapi, Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato memperingatkan, belum jelas apakah virus corona yang menyebabkan kematiannya.
"Hubungan antara virus corona baru dan kematian orang itu masih belum jelas," kata Kato dalam konferensi pers Kamis (13/2) tengah malam di Tokyo. Tapi, "Ini adalah kematian pertama seseorang yang dites positif (COVID-19)".
Melansir Channelnewsasia.com, Kato mengatakan, perempuan yang tinggal di Prefektur Kanagawa itu mengalami gejala pada 22 Januari dan menjalani perawatan di rumahsakit sejak 1 Februari lalu.
Baca Juga: Delapan lagi terjangkit virus corona, total kasus di Singapura jadi 58
"Dia dicurigai terinfeksi virus corona baru sehingga pengujian dilakukan. Namun, hasil tes positifnya baru terkonfirmasi setelah kematiannya," ungkap Menteri Kesehatan Jepang.
Kasus kematian ini muncul ketika Jepang sedang menangani lebih dari 200 infeksi yang terkonfirmasi dari kapal pesiar yang tengah menjalani karantina dan berlabuh di lepas pantai negeri matahari terbit sejak awal Februari.
Mereka yang positif terjangkit COVID-19 di kapal pesiar bernama Diamond Princess sudah Pemerintah Jepang bawa ke rumahsakit, dengan lima di antaranya dalam kondisi serius.
Baca Juga: Sektor pariwisata kena dampak virus corona, Indonesia bidik pasar di luar China
Pihak berwenang Jepang menyatakan pada Kamis (13/2), akan mengizinkan penumpang usia lanjut untuk pindah dari kapal ke penginapan yang pemerintah tunjuk untuk sisa karantina mereka jika hasil tes negatif.
Sejauh ini, sebanyak 218 orang penumpang kapal pesiar tersebut positif COVID-19 termasuk seorang petugas karantina. Rencananya, seluruh penumpang dan anak buah kapal tetap menjalani karantina sampai 19 Februari nanti.
Di luar penumpang kapal, Jepang melaporkan setidaknya 28 kasus virus corona baru, termasuk warga negara mereka yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, China, yang merupakan pusat wabah COVID-19 yang mematikan.