kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Berkaca pada Fukushima, Italia lakukan referendum nuklir


Minggu, 12 Juni 2011 / 20:16 WIB
Berkaca pada Fukushima, Italia lakukan referendum nuklir
ILUSTRASI. Suasana transaksi nasabah di Bank Woori Saudara (BWS) Jakarta, Rabu (29/4). Pencapaian laba Bersih Bank Woori Saudara (BWS) pada 2019 sebesar Rp 499,79 miliar lebih rendah jika dibandingkan pencapaian tahun 2018 Rp 537,97 miliar./pho KONTAN/Carolus Agus W


Reporter: Dyah Megasari, BBC, Bloomberg |

MILAN. Italia akan melakukan jajak pendapat hari ini (12/6) untuk memutuskan apakah mereka akan melanjutkan upaya produksi tenaga nuklirnya atau tidak. Pemerintah Italia sebelumnya mengatakan pada tahun 2020 mendatang energi nuklir akan memainkan peranan cukup penting dalam membantu kebutuhan energi di negara tersebut.

Energi nuklir menurut Pemerintah Italia akan memenuhi seperempat dari keseluruhan kebutuhan energi warga di Italia. Sejumlah kritikus menyebutkan akibat bencana gempa yang merusak tiga pembangkit nuklir di Fukushima, Jepang, pendapat warga di Italia soal pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi kini berbalik.

Jepang saat ini belum berhasil mengatasi krisis nuklir yang bencananya melebihi peristiwa Chernobyl. Bahkan, peneliti terus mengimbau masyarakat agar waspada, sebab reaktor terus menyemburkan partikel yang berbahaya bagi kesehatan.

Mereka sebagian menolak penggunaan energi yang bersumber dari nuklir. Upaya untuk memproduksi energi nuklir sempat ditinggalkan oleh Italia setelah bencana nuklir Chernobyl pada tahun 1987.

Jajak pendapat yang dilakukan hari ini juga merupakan sebuah hal yang bisa dilihat sebagai ujian bagi popularitas Perdana Menteri Silvio Berlusconi.




TERBARU

[X]
×