Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong bersiap untuk akhir pekan dengan aksi protes anti-pemerintah yang melibatkan ribuan orang, menjelang peringatan 70 tahun Republik Rakyat China.
Reuters melaporkan, ribuan orang rencananya berkumpul di pusat kota pada Sabtu (28/9) malam, setelah pihak berwenang memberikan izin untuk menggelar aksi di Tamar Park, di sebelah kantor Dewan Legislatif Hong Kong.
Pusat keuangan Asia ini menandai ulang tahun kelima protes "Umbrella" pada pekan ini. Aksi "Umbrella" merupakan serangkaian demonstrasi pro-demokrasi yang terjadi pada 2014 lalu.
Baca Juga: Selesaikan krisis Hong Kong, Carrie Lam akan berdialog dengan 150 anggota masyarakat
Aksi protes akan berlanjut ke hari Minggu sekaligus memperingati Hari Anti-Totaliterisme Dunia, dengan acara solidaritas yang rencananya berlangsung di kota-kota di seluruh dunia, termasuk Paris, Berlin, Taipei, New York, Kiev, dan London.
Tapi, protes terbesar kemungkinan terjadi pada Hari Nasional 1 Oktober. Pengunjuk rasa berencana menggunakan hari libur itu untuk mendorong seruan demokrasi yang lebih besar di bekas jajahan Inggris, dan mempermalukan penguasa politik di Beijing.
Para aktivis merencanakan menggelar aksi di Victoria Park, distrik Causeway Bay yang ramai, kemudian bergerak menuju Chater Garden, dekat kantor pemerintahan.
Masalahnya, demonstrasi pro-Beijing juga akan berlangsung di Hong Kong pada hari yang sama. In tentu meningkatkan prospek bentrokan kedua kubu.
Kamis (26/9) malam, massa meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah saat Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengadakan "dialog terbuka" pertamanya dengan masyarakat dalam upaya untuk memadamkan kerusuhan.
Baca Juga: Pertemuan Carrie Lam dengan warga Hong Kong diwarnai aksi pemblokiran jalan
"Seperti yang dikatakan banyak peserta dialog semalam, Hong Kong tidak boleh dibagi ke dalam warna. Keanekaragaman dan kebebasan adalah nilai-nilai yang dihargai dalam masyarakat kita," kata Lam di halaman Facebook-nya seperti dikutip Reuters.
"Ada orang-orang di luar (gedung) yang ingin saya keluar untuk berbicara. Saya tahu bahwa setiap orang memiliki pendapat berbeda tentang bentuk dialog. Saya berjanji dialog itu akan berlanjut," imbuh Lam.