Sumber: People's Daily,Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pihak imigrasi China telah menemukan data yang mengejutkan. Yakni, sekitar 6.700 lebih penumpang masuk (inbound passenger) menunjukkan gejala kemungkinan terinfeksi virus corona pada Selasa (3/3/2020). Administrasi Umum Imigrasi China menyebutkan, dari jumlah tersebut, sekitar 75 orang dikonfirmasi mengalami infeksi corona.
Pada hari yang sama, imigrasi di seluruh China menemukan 227 penumpang dengan gejala virus corona memasuki negara itu. Lima dari mereka dinyatakan positif membawa virus setelah dilakukan skrining, termasuk empat di Shanghai dan satu di Beijing.
Melansir People's Daily, imigrasi Negeri Panda juga telah menemukan 6.728 penumpang simtomatik (yang menunjukkan gejala infeksi) yang datang dari negara lain, di mana 779 kasus masih dugaan corona dan 75 kasus positif corona. Pemerintah menambahkan, semua kasus sudah diserahkan kepada departemen kesehatan sesuai dengan persyaratan kerja pencegahan bersama dan mekanisme kontrol.
Baca Juga: Australia memperpanjang larangan bepergian dari titik panas virus corona
"Karena jumlah kasus baru yang dikonfirmasi terus meningkat secara internasional, risiko infeksi dari luar negeri juga meningkat, menjadikan penanggulangan penyebaran epidemi melalui pelabuhan menjadi prioritas utama," demikian pernyataan resmi pemerintah China seperti yang dikutip People's Daily.
Sejak wabah menyebar secara global, pihak imigrasi China telah meluncurkan sistem deklarasi kesehatan untuk memeriksa dan memantau suhu tubuh semua entri dan melakukan inspeksi medis.
Baca Juga: Akibat virus corona, proyek pembangunann pelabuhan Tuas Singapura terancam tertunda
Penumpang yang menunjukkan gejala, yang berasal dari negara atau wilayah yang terkena dampak, atau telah melakukan kontak dengan pasien yang dikonfirmasi atau diduga virus corona akan menjalani tes medis. Pasien yang dikonfirmasi akan dipindahkan ke rumah sakit dan kasus yang dicurigai akan dikarantina.
Pemerintah mengatakan bahwa dalam menanggapi meningkatnya risiko impor epidemi, pihak imigrasi telah melacak perkembangan epidemi di luar negeri. Semua kendaraan yang datang dari negara atau wilayah dengan situasi epidemi parah akan dikarantina dan didesinfeksi untuk memotong saluran transmisi.
Baca Juga: Dihantam corona, ekonomi China bisa tumbuh negatif untuk pertama kali sejak 1970-an
Pelabuhan juga telah memberlakukan karantina penumpang masuk penyakit menular lainnya termasuk demam Ebola dan Lassa.
Sementara itu, Al Jazeera memberitakan, selama beberapa hari terakhir, China melaporkan penurunan jumlah kasus virus corona baru. Kecuali Hubei, tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, sebagian besar provinsi di daratan China tidak memiliki kasus infeksi baru.
Tetapi dengan lebih dari 1.000 kasus sekarang dilaporkan di luar negeri setiap hari, China memiliki kekhawatiran baru. Yakni, warga negara Tiongkok yang pulang dari perjalanan ke luar negeri, atau orang asing yang mengunjungi daratan China akan membawa infeksi corona bersama mereka.
Baca Juga: California mendeklarasikan keadaan darurat akibat virus corona
Sejauh ini, ada 15 kasus impor corona yang dikonfirmasi, hampir setengahnya melibatkan sekelompok orang China yang bekerja di sebuah restoran di kota Bergamo utara Italia. Serta dari orang-orang yang bepergian dari Iran dan seorang pria yang datang dari Inggris melalui Hong Kong.
"Kami mengantisipasi awal tetapi gagal mengantisipasi akhirnya," kata Dr Zhang Wenhong, Direktur Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Huashan.
"Kami pikir selama China mengendalikan situasi, dunia akan terhindar dari bencana. Tetapi sekarang setelah wabah di China berangsur-angsur terkendali, kekacauan tumbuh di dunia," imbuh dia.
Dr Zhang khawatir melihat peningkatan mendadak dalam kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, yang meningkatkan risiko memicu lonjakan kasus baru di China.