Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - Simak biografi Giorgio Armani yang wafat pada 4 September 2025 di usia 91 tahun. Sosok pebisnis dan desainer yang menjadi sorotan setelah tutup usia.
Giorgio Armani merupakan salah satu ikon terbesar dalam dunia mode yang namanya melegenda hingga akhir hayatnya.
Desainer asal Italia ini dikenal luas sebagai sosok yang merevolusi gaya busana modern dengan sentuhan elegan, sederhana, namun tetap berkelas.
Baca Juga: Regulator Italia Denda Giorgio Armani US$4 juta karena Dugaan Eksploitasi Pekerja
Dari awal perjalanan kariernya, Armani bukan hanya menghadirkan tren mode baru, tetapi juga menciptakan sebuah warisan besar yang menggabungkan kreativitas, nilai seni, dan visi bisnis yang kuat.
Lalu, seperti apa profil dari Giorgio Armani? Simak informasi selengkapnya.
Profil Giorgio Armani
Nama lengkap: Giorgio Armani
Tempat dan Tanggal lahir: Piacenza, Italia, pada 11 Juli 1934.
Ia dikenal sebagai pionir mode yang memperkenalkan siluet longgar, tailoring kasual elegan, dan palet warna lembut—gaya yang merevolusi busana siap pakai pada akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21.
Baca Juga: Kekayaan David Baszucki, CEO Roblox, Melampaui Rp135 Triliun
Awal Karier dan Kesuksesan
Awalnya, Armani menempuh pendidikan kedokteran, namun berhenti dan bekerja sebagai window dresser di toko La Rinascente, Milan. Kemudian ia berkarier sebagai desainer untuk label Nino Cerruti (1961–1970).
Pada tahun 1975, bersama Sergio Galeotti, ia mendirikan label Giorgio Armani S.p.A. dengan modal awal dari hasil penjualan Volkswagen Beetle miliknya.
Namanya meroket setelah aktor Richard Gere tampil mengenakan setelan Armani di film American Gigolo (1980), yang memicu tren “power suit” di Hollywood dan dunia bisnis internasional.
Baca Juga: Nestlé Tunjuk Philipp Navratil Jadi CEO Baru Usai Pemecatan Mendadak Laurent Freixe
Ekspansi Merek dan Diversifikasi Bisnis
Melansir dar laman Armani.com, Armani kemudian mengembangkan berbagai sub-merek dan lini produk, seperti Emporio Armani, Armani Exchange, Armani Jeans, Armani Privé (haute couture), Armani Casa (interior & furniture), serta parfum, kosmetik, aksesoris, dan jam tangan.
Pada awal 2000-an, ia memperluas bisnis ke sektor gaya hidup dengan membuka gerai ritel global, restoran, klub, Armani Hotels & Resorts (Dubai, Milan), hingga memiliki tim basket Emporio Armani Milano.
Kolaborasi juga merambah ke televisi, elektronik, dan produk interior rumah. Armani membangun struktur perusahaan yang vertikal dengan desain, produksi, distribusi, dan ritel yang terintegrasi penuh di bawah kendalinya.
Baca Juga: Anthony Tan: Kisah CEO Grab yang Mengubah Wajah Transportasi Asia Tenggara
Skala Usaha & Nilai Kekayaan
Hingga tahun 2024–2025, Armani Group memiliki omzet tahunan lebih dari US$2–2,7 miliar atau sekitar Rp4,4 Triliun (wise.com).
Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 9.000–10.500 orang dengan jaringan lebih dari 2.500 toko di lebih dari 60 negara.
Kekayaan pribadi Giorgio Armani diperkirakan mencapai US$12–13 miliar, menjadikannya salah satu tokoh Italia terkaya yang membangun bisnis secara independen.
Nilai Warisan Setelah Wafat
Dikenal dengan julukan "Re Giorgio" atau raja mode Italia, Armani selalu mempertahankan kepemilikan penuh perusahaannya dan menolak akuisisi dari konglomerat mode besar seperti LVMH atau Kering.
Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, menjadi Goodwill Ambassador UNHCR, mendukung film klasik, serta terlibat dalam berbagai karya amal seni dan lingkungan.
Menjelang akhir hayatnya, Armani menyiapkan suksesi melalui keluarga dan rekan dekatnya, termasuk Pantaleo Dell'Orco, serta membentuk Yayasan Giorgio Armani untuk menjaga kemandirian dan kelangsungan visi perusahaan di masa depan.
Demikian informasi menarik terkait biografi Giorgio Armani yang wafat dan meninggalkan banyak warisan penting.
Tonton: Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury