kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis wisata di Asia Tenggara terimbas pelemahan ekonomi China


Jumat, 06 September 2019 / 14:32 WIB
Bisnis wisata di Asia Tenggara terimbas pelemahan ekonomi China


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

Wakil Presiden Central Plaza Hotel Ronnachit Mahattanapruet mengatakan hal tersebut pada saat rapat dengan investor bulan lalu. Hunian properti Thailand juga turun 7% di kuartal ini, dan pengelola yang berbasis di Bangkong memiliki 2.040 kamar dalam skema untuk menambahkan portofolio yang ada dari 6.678 kamar.

Thailand juga mengharapkan kehadiran Ritz Carlton baru di 2023 sebagai bagian dari pengembangan wisata dengan nilai US$ 3,9 miliar. Pulau Phuket menjadi destinasi favorit untuk pernikahan, karena lokasinya di tepi pantai dan terdapat selam sekuba, di mana ada 18% lebih banyak kamar hotel pada tahun 2024 menurut konsultan C9 Hotelworks Ltd.

Tahun ini jumlah kedatangan wisata asing di Thailand hanya tumbuh 2% menurut data Kementerian Pariwisata Thailand. Direktur Pelaksana C9 Bill Barnet mengatakan jumlah capaian tersebut didasarkan pada harapan orang-orang yang tidak realistis.

Di Thailand dan Filipina, pariwisata tumbuh mencapai lebih dari seperlima dari produk domestik bruto (PDB) mereka atau dua kali lipat rata-rata global. Namun ledakan wisata tersebut menghilang di paruh pertama tahun ini karena ekonomi China melambat, yuan melemah ke level terendah sepanjang sejaran dan perang dagang Amerika Serikat (AS) – China telah membebani kepercayaan konsumen.

Baca Juga: Kenaikan tarif impor gerus laba, perusahaan Asia memilih pulang kampung

Di Bali, Wakil Ketua Dewan Pariwisata, Ngurah Wijaya, melihat destinasi menarik di Bali telah menjadi korban. Masalah seperti kemacetan lalu lintah menjadi salah satu penyebab utama penurunan wisatawan China sehingga mereka singgah di Bali lebih singkat.

Yang pasti, tidak semua negara menghadapi penurunan berkelanjutan. Menurut data resmi, jumlah turis China di Malaysia tumbuh 6,2% pada semester I-2019 menjadi , menurut data resmi. 

Di Filipina, infrastruktur dan fasilitas pariwisata relatif kurang berkembang, sehingga tidak melihat ada kemunduran dalam proyek perhotelan, kata Richard Laneda, analis game dan properti di COL Financial Group Inc.

Namun, perlambatan dalam pariwisata melemahkan pilar pertumbuhan lain di Asia Tenggara pada saat ekspor mengalami penurunan akibat perang perdagangan. 

Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di lima kawasan ekonomi kawasan ASEAN dari 5,1% menjadi 5% dalam laporan April 2019, dan ini menandakan perlambatan ekonomi akan berlanjut.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×