Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Aset kripto kembali berada di bawah tekanan pada Jumat (21/11/2025), terseret oleh aksi jual besar-besaran pada aset berisiko.
Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran atas valuasi tinggi saham teknologi serta memudarnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera melonggarkan kebijakan moneternya.
Bitcoin, kripto terbesar di dunia, turun 2,1% dan menembus level US$86.000, jatuh di bawah US$85.000, yang merupakan posisi terendah dalam tujuh bulan di sesi perdagangan Asia. Ether juga melemah lebih dari 2% ke level terendah dalam empat bulan di US$2.777,39.
Kedua aset digital tersebut tengah membukukan penurunan mingguan sekitar 8%.
Sentimen Pasar Makin Rapuh
Kripto kerap digunakan investor sebagai indikator selera risiko (risk appetite). Penurunan tajam ini menunjukkan semakin rapuhnya sentimen pasar dalam beberapa hari terakhir, terutama setelah saham-saham AI yang sebelumnya melesat mengalami koreksi dan volatilitas pasar meningkat tajam.
Baca Juga: ETF Bitcoin Alami Arus Keluar Nyaris US$3 Miliar pada November, BlackRock Terbesar
“Jika ini menggambarkan cerita tentang sentimen risiko secara keseluruhan, maka keadaan bisa menjadi sangat, sangat buruk, dan itu yang menjadi kekhawatiran sekarang,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.
Menurut CoinGecko, sekitar US$1,2 triliun telah terhapus dari total nilai pasar seluruh aset kripto dalam enam pekan terakhir.
Harga ETF spot bitcoin yang terdaftar di Hong Kong—termasuk milik China AMC, Harvest, dan Bosera—juga jatuh hampir 7% pada Jumat.
Koreksi Setelah Penguatan Spektakuler Tahun Ini
Penurunan Bitcoin terjadi cepat setelah reli luar biasa yang sempat membawa harga ke rekor tertinggi baru di atas US$120.000 pada Oktober, didorong perubahan regulasi global yang lebih ramah terhadap aset kripto.
Namun pasar masih “terluka” setelah crash kripto terbesar bulan lalu, yang memicu likuidasi lebih dari US$19 miliar posisi leverage akibat aksi jual panik dan likuiditas rendah.
“Pasar terasa agak terpecah, agak tidak sinkron, bahkan sedikit rusak sejak aksi jual itu,” kata Sycamore.
Baca Juga: Senator AS Peringatkan Risiko Keamanan Nasional dari Perusahaan Kripto Terkait Trump
Bitcoin kini menghapus seluruh kinerja positif tahunannya, turun 8% sejak awal tahun. Sementara itu, Ether telah merosot hampir 16%.
Dampak ke Emiten Penyimpan Bitcoin
Aksi jual kripto juga mengguncang saham perusahaan pemegang aset digital di neraca mereka. Banyak korporasi sebelumnya memanfaatkan reli kripto untuk menambah kepemilikan mereka.
Saham MicroStrategy, perusahaan yang dikenal sebagai “ikon” akumulasi Bitcoin, turun 11% dalam sepekan dan kini berada di posisi terendah dalam satu tahun.
Rekan Jepang-nya, Metaplanet, anjlok sekitar 80% dari puncak harga pada Juni.
Menurut laporan mingguan CryptoQuant, kondisi pasar Bitcoin saat ini adalah yang paling bearish sejak awal siklus bull pada Januari 2023.
“Kemungkinan besar, sebagian besar gelombang permintaan dalam siklus ini sudah terlewati,” tulis CryptoQuant.












