kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.897.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.290   90,00   0,56%
  • IDX 7.863   -35,43   -0,45%
  • KOMPAS100 1.108   -2,58   -0,23%
  • LQ45 815   -5,83   -0,71%
  • ISSI 266   0,14   0,05%
  • IDX30 422   -2,47   -0,58%
  • IDXHIDIV20 487   -0,56   -0,11%
  • IDX80 123   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 129   2,56   2,02%
  • IDXQ30 136   -0,45   -0,33%

Bitcoin Turun Menuju Level Terendah Dua Minggu


Selasa, 19 Agustus 2025 / 23:39 WIB
Bitcoin Turun Menuju Level Terendah Dua Minggu
ILUSTRASI. Harga Bitcoin (BTC) turun mendekati level terendah dua minggu pada pembukaan perdagangan Wall Street Selasa


Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) turun mendekati level terendah dua minggu pada pembukaan perdagangan Wall Street Selasa, seiring dengan meningkatnya tekanan jual di pasar AS.

Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan BTC/USD jatuh di bawah US$114.000.

Bitcoin dan Altcoin Mengikuti Tren Saham AS

Penurunan Bitcoin terjadi bersamaan dengan pelemahan pasar saham AS. Nasdaq Composite Index tercatat turun 1,2% pada saat artikel ini ditulis.

Selain itu, posisi long Bitcoin yang sedang mengalami squeeze menambah likuidasi senilaiUS $116 juta hanya dalam satu jam. Data dari CoinGlass juga menunjukkan adanya bids di sekitar level US$112.000, yang menjadi titik perhatian bagi para pelaku pasar.

Baca Juga: Bitcoin Terkoreksi Pasca Cetak Rekor, Ini Saran Analis untuk Investor

Keith Alan, cofounder Material Indicators, menyoroti bahwa range US$107.000–US$110.000 kini mulai menjadi fokus pasar. Ia menegaskan bahwa penurunan ini bukanlah tanda kekuatan Bitcoin, karena tekanan jual masih terasa kuat, meski para bullish mencoba menemukan titik pijakan.

Level Support dan Resistance Kritis

Alan menyoroti 100-day simple moving average (SMA) di US$110.950 sebagai potensi barrier support, sementara SMA 50-hari di US$115.875 menjadi level penting yang harus direbut kembali.

Di buku order bursa, Material Indicators mengidentifikasi likuiditas senilai US$25 juta di level US$105.000, berfungsi sebagai “plunge protection” untuk mencegah penurunan lebih dalam.

Menurut analisis mereka, likuiditas ini kemungkinan besar tidak dimaksudkan untuk dieksekusi, melainkan untuk mengarahkan harga naik. Jika gagal, likuiditas ini bisa dipindahkan sebelum tercapai.

Permintaan ETF Bitcoin Menjadi Sorotan

Sementara itu, firma analitik on-chain Glassnode menyoroti adanya divergensi antara permintaan institusional dan aksi harga Bitcoin.

Instrumen investasi, terutama US spot Bitcoin ETFs, mencatat aliran masuk meskipun sinyal on-chain menunjukkan pelemahan, seperti volume transaksi yang menurun. Glassnode menekankan bahwa profit-taking yang meningkat menjadi faktor kunci.

Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok Setelah Pernyataan Menteri Keuangan AS, Ini Proyeksinya Sepekan

Keberlanjutan aliran institusional dan keyakinan pembeli baru—baik di spot maupun futures—akan menentukan apakah kontraksi harga akan berbalik menjadi momentum naik baru atau melanjutkan konsolidasi lebih dalam.

Menurut data dari firma investasi Inggris, Farside Investors, ETF mencatat net outflow US$121 juta pada hari Senin, dengan BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) mengalami aliran keluar pertama sejak 5 Agustus.

Selanjutnya: Mahmoud Abbas Bentuk Komite Konstitusi Palestina, Upaya Menuju Negara Berdaulat

Menarik Dibaca: 6 Makanan yang Harus Dihindari Pemilik Kulit Berminyak, Bikin Jerawatan!




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×