Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekerja perusahaan teknologi asal China, Huawei Techologies Co dikabarkan menjalin kerja sama dalam 10 proyek dengan angkatan bersenjata China selama satu dekade terakhir, sebagaimana diberitakan oleh Bloomberg, Kamis (27/6).
Lebih lanjut, Bloomberg memberitakan para pekerja bekerjasama dengan berbagai organ ketentaraan China seperti Tentara Pembebasan Rakyat atau People's Liberation Army (PLA) untuk menggodok teknologi kecerdasan artifisial, alat teknologi, dan hingga komunikasi radio.
Bloomberg juga menyebutkan, kerjasama yang dilakukan pekerja Huawei berbentuk penelitian yang dapat diakses secara publik dan kerap digunakan oleh kelompok akademisi dan spesialis industri.
Juru bicara Huawei, Joe Kelly menyampaikan pihaknya tidak tahu menahu soal kegiatan pekerjanya dan menolak klaim perusahaannya menjalin kerjasama dengan lembaga angkatan bersenjata apapun.
"Huawei tidak mengetahui hasil-hasil penelitian yang diterbitkan pekerja secara individual. Kami hanya mengembangkan dan memproduksi produk telekomunikasi sesuai standar sipil global, bukan pihak militer," ungkap Kelly sebagaimana dilansir dari Reuters.
Sudah menjadi rahasia umum jika AS mencurigai Huawei memata-matai saluran telekomunikasi AS. Tuduhan yang dibantah mentah-mentah oleh Huawei bulan lalu diganjar dengan black list AS untuk melarang segala bentuk peredaran dan kerjasama dengan perusahaan teknologi terbesar kedua di dunia tersebut.