kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.799   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Huawei kalah hadapi gugatan pencurian data rahasia lawan startup CNEX Lab


Kamis, 27 Juni 2019 / 09:26 WIB
Huawei kalah hadapi gugatan pencurian data rahasia lawan startup CNEX Lab


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juri Persidangan Amerika Serikat (AS) menyatakan startup teknologi CNEX Labs tidak terbukti melakukan pencurian rahasia Huawei sebagaimana yang dituduhkan produsen gadget terbesar kedua di dunia tersebut, Rabu (26/6).

Konflik bermula saat Huawei melaporkan CNEX Lab di Pengadilan Sherman, Texas, AS, atas penyalahgunaan rahasia dagang yang melibatkan teknologi kontrol memori.

CNEX Lab, yang diketahui didirikan oleh mantan petinggi Huawei, Yiren 'Ronnie' Huang, balik melaporkan perusahaan asal China tersebut dengan tuduhan mencuri teknologi ciptaannya dengan menyamar sebagai pembeli dan mengklaim CNEX Lab mencuri desain teknologinya untuk mengorek rahasia. Pihak juri pengadilan memutuskan Huawei bersalah namun dianggap tidak melakukan kerusakan apapun.

Sebagai informasi, setelah memutuskan resign dari Huawei, beberapa hari kemudian Huang mendirikan CNEX Lab. Langkah ini dianggap melanggar kontrak kerja yang tertulis untuk melaporkan segala bentuk paten yang dibuat oleh mantan karyawan selama setahun sesudah keluar dari Huawei.

Kuasa hukum CNEX Lab, Matthew Gloss menyebut pertikaian yang dihadapi kliennya harus dituntaskan agar perusahaan dapat memegang etika berbisnis.

"Sejak awal permasalahan ini bukanlah tentang uang. Ini mengingatkan kembali bagaimana standar etika korporasi berlaku secara global," ungkapnya sebagaimana dilansir dari Reuters.

Pengacara CNEX Lab, Darren Dacus mengatakan apa yang diklaim Huawei bukanlah rahasia perusahaan melainkan bentuk bullying dan intimidasi. Sementara Juru Bicara CNEX Labs, Paul Sherer berkata Huawei ingin mendapatkan teknologi semikonduktor CNEX Lab yang canggih.

Tim Danks selaku Wakil Presiden Direktur Huawei untuk manajemen resiko berkata pihaknya masih mengkaji hasil dakwaan yang dilayangkan kepada pihaknya dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. Danks sendiri berkata pihaknya kecewa sebab juri tidak mengganjar adanya ganti rugi karena Huang melanggar kontrak kerja.

Huawei menggugat CNEX dan Huang pada 2017 di pengadilan San Jose, California. Mereka menyasar penggantian kerugian atas kerusakan dan hak teknologi kontrol memori sebesar US$ 85,7 juta.

Sejak AS resmi melarang peredaran produk dan melakukan kerjasama bisnis dengan Huawei karena dianggap mengancam keamananan nasional, Huawei banyak berhadapan dengan gugatan hukum.

Selain berusaha melancarkan pembatalan larangan penjualan produknya di pengadilan Texas, AS, Huawei didakwa mencuri data rahasia T-Mobile US Inc sepanjang 2012-2014.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×