Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Produsen pesawat terbang Boeing Co dan Embraer SA asal Brasil mengakui telah melakukan pembicaraan untuk berkonsolidasi. Ini langkah terbaik yang bisa dilakukan Boeing bersaing ketat dengan Airbus yang dua bulan lalu mengumumkan merangkul produsen pesawat ketiga terbesar dunia, Bombardier asal Kanada.
Sejatinya, Boeing belum bisa menjadi pemilik Embraer. Bentuk struktur kerja sama lebih detail dengan Embraer pun belum bisa diumumkan.
Menurut sumber Reuters, Pemerintah Brasil mendukung kemitraan di dua perusahaan manufaktur pesawat komersial ini. Tapi, Brasil akan memblokir upaya pembelian kepemilikan atas Embraer.
Saham Embraer di New York dan Sao Paulo melejit 20%. Kapitalisasinya menjadi US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 61 triliun.
Dua bulan lalu, Airbus membeli 50,01% atau saham mayoritas C Series milik Bombardier. Seri C ini merupakan pesaing terbesar E-Jets milik Embraer. Airbus membeli tanpa pembayaran tunai, sebaliknya akan menyediakan dukungan penjualan dan servise, dan membuat jet Bombardier untuk pasar AS di pabrik Alabama.
Analis mengaku tak kaget jika Boeing ingin memblokir jalan Airbus memperkuat pasar regional. Namun, ragu produsen asal Amerika Serikat ini bisa melunakkan Pemerintah Brasil yang selama ini menikmati golden share Embraer.
"Embraer adalah perusahaan yang bagus. Apakah masuk akal pemiliknya ingin ini berpindah tangan? Saya rasa tidak," kata Richard Aboulafia dari perusahaan konsultansi aerospace Teal Group, dikutip Financial Times.
Presiden Brasil Michael Temer yang baru menjabat tahun lalu sejatinya memang menyuarakan privatisasi, misalnya untuk perusahaan minyak Petroleo Brasileiro SA. Tapi, Kamis kemarin (21/12) Temer menegaskan tidak akan membiarkan asing mengambil kendali saham produsen manufaktur pesawat.
"Embraer tidak akan dijual di masa pemerintahan saya," katanya di pertemuan dengan militer kemarin, menurut koran setempat Folha de S.Paulo.