Reporter: Dyah Megasari |
Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing, menggunakan bahan yang tidak wajar untuk melakukan uji penggunaan sistem wifi dalam penerbangan.
Boeing menggunakan kentang yang dimuat dalam kantung besar dan ditempatkan di kursi penumpang saat pengujian kekuatan sinyal nirkabel wifi.
Para peneliti Boeing mengatakan bahwa kentang mempinyai sistem berhubungan dengan sinyal elektronik dalam cara yang sama dengan manusia.
Yang unik, fakta penting dari penerapan teknik ini bahwa kentang tidak seperti manusia tidak pernah merasa bosan menjadi bahan penelitian.
Para teknisi Boeing melakukan serangkain tes untuk menjamin bahwa penumpang bisa mendapatkan kemungkinan sinyal wifi terkuat saat berada dalam penerbangan, di saat yang bersamaan memenuhi standar keamanan untuk melindungi gangguan dengan sistem elektrik pesawat.
Sinyal nirkabel berfluktuasi secara acak di dalam ruang tertutup kabin pesawat di saat orang bepergian. Ini berarti distribusi sinyal tidak merata di dalam kabin, dengan kondisi di sejumlah kursi bisa menerima sambungan yang kuat atau lemah.
"Anda ingin komputer jinjing anda bekerja dimanapun lokasi kursi anda, tetapi ada kemungkinan perubahan sinyal yang signifikan tergantung lokasi komputer jinjing berada," tutur seorang teknisi Boeing Dennis Lewis.
Untuk melakukan uji distribusi sinyal, perusahaan ini memilih kentang ketimbang manusia sebagai subyek penelitian, dengan menempatkan sekitar 9.000 kilo kentang dalam karung di kursi penumpang.
Komisi Kentang Inggris mengatakan banyak orang yang mengecilkan alternatif penggunaan kentang.
"Contohnya di kertas dan industri tinta, sari pati kentang digunakan baju untuk menguatkan serat agar tidak mudah putus saat penenunan, dan bisa juga untuk bahan pemanis," ungkap juru bicara Komisi Kentang Inggris.
Menurutnya, untuk kecantikan dan kesehatan kentang memiliki efek menenangkan dan obat flu. Sedangkan kentang mentah bisa menenangkan mata yang lelah dan kentang bisa memproduksi listrik.
Frederic Rosseneu dari Asosiasi Perdagangan Kentang Eropa, Europa mengutarakan bahwa organisasinya menunggu eksperimen lain yang bisa membuat kentang membantu hidup manusia lebih lebih nyaman.