Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina
SEATTLE. Menginjak pengujung tahun, sejumlah perusahaan mulai unjuk gigi prestasi. Salah satunya Boeing Co. Kinerja kinclong Boeing memicu produsen pesawat itu berniat membagi bonus besar.
Kepada regulator bursa Amerika Serikat (AS), Boeing menyatakan niat meningkatkan besaran dividen sebesar 51%. Boeing akan membagikan dividen pada 7 Maret 2014. Nilainya naik menjadi US$ 0,73 per saham. Tahun sebelumnya, Boeing memberikan dividen sekitar US$ 0,485 per saham.
Demi meningkatkan kinerja saham, Boeing juga berencana melakukan buyback sebesar US$ 10 miliar. Ini adalah aksi pembelian saham terbesar dalam sejarah Boeing. Perinciannya : Boeing akan menggunakan dana jumbo tersebut untuk buyback saham selama dua hingga tiga tahun mendatang. Alokasi dana ini menambah sisa dana buyback sebesar US$ 800 juta sejak tahun 2007 silam.
Jim McNerney, CEO Boeing Co, menyatakan kenaikan dividen dan buyback saham mencerminkan pihaknya optimistis menatap kinerja di masa depan. "Ini juga mencerminkan kuatnya operasional bisnis Boeing," ujar dia. Tahun 2013 memang menjadi tahun gemilang bagi Boeing. Perakit pesawat ini menikmati berkah dari penjualan pesawat yang melimpah.
Hingga akhir November kemarin, Boeing telah menjual 635 hingga 645 unit pesawat. Angka ini sesuai target akhir tahun Boeing.
Prestasi kinclong juga memicu Boeing untuk mendirikan pabrik baru. Sumber St. Louis Post berbisik, Boeing menyiapkan investasi sebesar US$ 10 miliar untuk membangun pabrik baru.
Pabrik baru tersebut khusus memproduksi Boeing seri 777X. Menurut rumor, pabrik baru tersebut bakal berlokasi dekat dengan salah satu bandara udara besar di AS. Doug Alder, Jurubicara Boeing Co bilang, lokasi pabrik baru ditentukan di awal tahun 2014. Rencananya, pabrik baru Boeing mulai dibangun pada November 2014 dan mulai berproduksi pada Juli 2016.
Pameran kedirgantaraan Dubai Airshow menjadi salah satu bukti kesuksesan Boeing. Dalam ajang yang digelar pada pertengahan November lalu, Boeing berhasil mencuri perhatian maskapai kawasan Teluk. Empat maskapai Timur Tengah memesan 259 unit pesawat Boeing 777 senilai US$ 100 miliar.