Reporter: Adi Wikanto, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
Boikot Produk Pro Israel - Jakarta. Aksi boikot produk pro Israel meluas. Setelah Turkiye, banyak negara-negara islam di Arab dan Afrika yang boikot produk Israel. Di Indonesia, aksi boikot produk Israel juga semakin masif.
Diberitakan Kompas.com, pada suatu malam di Kairo baru-baru ini, seorang pekerja membersihkan meja-meja di sebuah restoran McDonald's yang kosong. Cabang-cabang jaringan restoran cepat saji Barat lainnya di ibu kota Mesir itu juga tampak sepi.
Semua terkena dampak kampanye boikot yang sebagian besar spontan dan dilakukan oleh akar rumput. Hal ini dipengaruhi serangan militer Israel di Jalur Gaza, yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober.
Menurut Reuters, merek-merek Barat merasakan dampaknya di Mesir dan Yordania. Ada tanda-tanda bahwa kampanye ini menyebar di beberapa negara Arab lainnya termasuk Kuwait dan Maroko.
Partisipasi tidak merata dan hanya efek kecil yang terlihat di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Beberapa perusahaan yang menjadi sasaran kampanye boikot ini dianggap telah mengambil sikap pro-Israel, dan beberapa di antaranya diduga memiliki hubungan keuangan dengan Israel atau investasi di sana.
Seiring dengan meluasnya kampanye ini, seruan boikot yang beredar di media sosial telah meluas hingga mencakup puluhan perusahaan dan produk, yang mendorong para pembeli untuk beralih ke produk lokal. Di Mesir, di mana hanya ada sedikit kesempatan bagi masyarakat untuk turun ke jalan karena pembatasan keamanan, beberapa orang melihat boikot sebagai cara terbaik atau satu-satunya cara untuk membuat suara mereka didengar.
"Saya merasa bahwa meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, namun ini adalah hal yang paling tidak bisa kita lakukan sebagai warga negara yang berbeda sehingga kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah," ujar Reham Hamed, 31 tahun, seorang warga Kairo, yang memboikot jaringan makanan cepat saji asal Amerika dan beberapa produk pembersih.
Di Yordania, warga yang pro boikot terkadang memasuki cabang-cabang McDonald's dan Starbucks. Hal ini mendorong para pelanggan yang jarang datang untuk mengalihkan bisnis mereka ke tempat lain.
Video-video yang beredar menunjukkan apa yang tampak seperti tentara Israel sedang mencuci pakaian dengan merek-merek deterjen terkenal, dan para pemirsa diminta untuk memboikotnya.
Turkiye boikot produk pendukung Israel
Diberitakan Kompas.com, Parlemen Turkiye melarang produk Coca-Cola dan Nestle dari restoran-restorannya pada Selasa (7/11/2023) atas dugaan dukungan mereka terhadap Israel di tengah konflik di Gaza. "Produk dari perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di dalam kampus parlemen," ujar Grand National Assembly Turkiye, tanpa menyebutkan nama perusahaan tersebut.
Ketua Parlemen Numan Kurtulmus membuat keputusan tersebut dalam rangka mendukung kepekaan publik terkait pemboikotan produk-produk perusahaan yang secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap kejahatan perang Israel dan pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza.
Dilansir dari CNA, sebuah sumber di parlemen mengatakan bahwa minuman Coca-Cola dan kopi instan Nestle adalah satu-satunya merek yang dihilangkan dari menu. Sumber menambahkan bahwa keputusan tersebut dimaksudkan untuk menanggapi protes besar publik terhadap perusahaan-perusahaan ini karena mendukung Israel.
Fatwa haram MUI atas produk pro Israel
Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel di Palestina.
Fatwa haram untuk produk pendukung Israel itu adalah Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Fatwa haram untuk pembelian produk pendukung Isratel resmi keluar pada Rabu 8 November 2023.
Diberitakan Kompas.com, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyampaikan, fatwa haram mengenai membeli produk dari pendukung agresi Israel merupakan komitmen mendukung kemerdekaan Palestina. Saat ini rakyat Palestina, khususnya di Gaza, sedang berjuang di tengah gempuran Israel yang membombardir wilayahnya sejak Sabtu (7/10/2023).
"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram," ujar Niam dikutip dari Kompas TV, Jumat (10/11/2023).
Selain itu, Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Indonesia terhadap Israel menyerukan kepada publik untuk menghentikan pembelian produk dari sejumlah perusahaan besar yang terlibat dalam mendukung serangan Israel ke Palestina. Gerakan ini merupakan bagian dari Palestinian BDS National Committee (BNC).
Gerakan BDS Indonesia merilis daftar brand yang menjadi target boikot utama dan brand yang memerlukan tekanan sosial agar tidak mendukung Israel. Brand-brand itu terdiri dari AXA, Puma, Hewlett Packard (HP), dan Siemens. Kemudian ada Domino’s Pizza, Starbucks, Burger King, Papa John’s, Pizza Hut, Mcdonalds, Carrefour,d an WIX.
Produk Danone tidak ada dalam daftar boikot BDS Indonesia. Danone berpusat di Perancis dan beroperasi di 120 negara termasuk di negara negara Islam seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Turki, Iran dan Tunisia. Perusahaan ini tidak memiliki pabrik di Israel.
Baca Juga: Aksi Boikot Produk Pro Israel Bisa Berujung pada PHK
M. Syauqi Faiz, Co-Inisiator BDS Israel di Indonesia, mengatakan ajakan aksi boikot ini intinya didasari karena Israel itu telah melakukan pelanggaran hukum internasional.
“Jadi, tujuan kita sebenarnya adalah menghentikan pihak-pihak seluruh dunia dan termasuk Indonesia untuk terlibat di dalam pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel,” ujar dia dalam keterangannya, dilansir Jumat (18/11).
Dalam melakukan aksi boikot terhadap produk-produk sekutu Israel itu ada klasifikasi brandnya. “Ada klasifikasi brand mana saja yang akan kita boikot itu. Karena kita berbicara terkait keterlibatan dalam kejahatan pelanggaran hukum internasional, dan keterlibatan itu memang ada level-levelnya,” tambahnya.