Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
TOKYO. Bank Sentral Jepang (BOJ) akhirnya menggandakan pagu kredit programnya ke bank komersial dari ¥ 10 triliun menjadi ¥20 triliun. Sayangnya, menurut analis, kenaikan kredit lunak bertenor tiga bulan itu, tak akan signifikan mengangkat Jepang dari tekanan deflasi.
Kebijakan malah dipandang sebagai langkah BOJ menyenangkan pemerintah yang terus menekan bank sentral untuk ikut aktif memerangi deflasi. Gubernur BOJ Masaaki Shirakawa, Kamis (18/3) bilang, itu merupakan bagian pelonggaran kebijakan moneter. "Harapannya biaya kredit bisa turun dan mengangkat sentimen korporasi," imbuhnya.
Penyaluran kredit bank di Jepang dalam tiga bulan terakhir, terus turun. Harga barang-barang anjlok dan mendorong upah turun. “BOJ bisa saja menyediakan likuiditas. Tapi, bank tak harus menyalurkan," ungkap ekonom dan pemenang nobel Joseph Stiglitz. BOJ, imbuh dia, harus bekerja sama dengan pemerintah, memaksa bank menyalurkan kredit.