kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Bollywood Gelisah! Ancaman Tarif Film Trump Timbulkan Kepanikan


Senin, 12 Mei 2025 / 09:35 WIB
Bollywood Gelisah! Ancaman Tarif Film Trump Timbulkan Kepanikan
ILUSTRASI. Industri film India menghadapi kekhawatiran setelah Donald Trump, mengancam menerapkan tarif 100% pada semua film yang diproduksi di luar AS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - BENGALURU/NEW DELHI/HYDERABAD. Industri film India sedang menghadapi kekhawatiran besar setelah Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif 100 persen pada semua film yang diproduksi di luar Amerika Serikat.

Langkah ini bisa sangat berdampak bagi Bollywood dan sektor perfilman lainnya, yang mendapatkan sekitar 40 persen dari pendapatan luar negerinya dari pasar AS.

Ketidakjelasan Definisi “Produksi Asing”

Pelaku industri masih menunggu kejelasan definisi "produksi asing". Sutradara Anubhav Sinha, yang dikenal lewat seri Netflix IC 814: The Kandahar Hijack, mengatakan bahwa pertanyaannya adalah bagaimana definisi ‘produksi asing’ akan diterapkan. Tanpa definisi yang jelas, sulit memprediksi dampaknya terhadap seluruh rantai produksi film.

Baca Juga: Donald Trump Mengatakan 'Pengumuman yang Menggemparkan' akan Datang, Netizen Heboh!

Industri film India mempekerjakan sekitar 272.000 orang dan menghasilkan sekitar 20 miliar rupee atau 237 juta dolar dari box office luar negeri pada tahun 2024. Amerika Serikat menjadi pasar terpenting berkat populasi diaspora India yang diperkirakan mencapai 5,2 juta orang.

Produser Madhu Bhojwani menyatakan bahwa kenaikan harga tiket yang disebabkan tarif bisa langsung menurunkan jumlah penonton, terutama di kalangan diaspora.

Dampak terhadap Produksi dan Layanan Pasca Produksi

India selama ini menjadi pusat pilihan Hollywood untuk produksi dan pasca produksi, terutama dalam bidang efek visual. Namun jika tarif mencakup layanan pasca produksi, maka hal ini bisa menurunkan jumlah pekerjaan outsourcing dari studio-studio AS ke vendor-vendor India.

Film trade analyst Komal Nahta menambahkan bahwa sekitar 10 hingga 15 film asing diproduksi di India setiap tahun dan kebijakan ini akan berdampak buruk bagi keseluruhan industri.

Pradeep Dwivedi, CEO Eros International Media, mengatakan bahwa penurunan pendapatan dari AS bisa mempengaruhi perencanaan anggaran dan profitabilitas rumah produksi di India. Film-film berbiaya besar yang mengandalkan pendapatan luar negeri mungkin harus direstrukturisasi atau dikurangi skalanya.

Baca Juga: Trump Mengadakan Pesta Makan Malam Seharga Rp 24 Miliar per Piring, Dalam Rangka Apa?

Raj Kandukuri, produser film Pelli Choopulu, menambahkan bahwa bahkan penurunan pendapatan sebesar 30 persen bagi film berskala menengah bisa menjadi pukulan besar.

Potensi Percepatan Perpindahan ke Platform Digital

Dengan meningkatnya biaya distribusi ke AS, distributor di sana mungkin akan semakin enggan membeli film India.

Hal ini bisa menyebabkan pengurangan jumlah layar di bioskop dan mendorong peralihan ke platform digital seperti Netflix, Amazon Prime, Hulu, dan ErosNow.

Dwivedi mengatakan bahwa tarif ini kemungkinan akan mempercepat tren menuju perilisan digital langsung, menggantikan perilisan secara teatrikal.

Selanjutnya: Era Keemasan Tesla Berakhir, Apakah Ini Menjadi Kejatuhan Kerajaan Bisnis Elon Musk?

Menarik Dibaca: Gusur Posisi Agak Laen, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,127 Juta




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×