kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bos Fonterra mundur usai skandal susu tercemar


Rabu, 14 Agustus 2013 / 15:19 WIB
Bos Fonterra mundur usai skandal susu tercemar
ILUSTRASI. Nasabah mencari informasi mengenai produk unit link dari asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu (2/1)KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/02/2022


Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri

WELLINGTON. Salah satu pucuk pimpinan produsen susu Fonterra asal Selandia Baru mengundurkan diri hari Rabu, (14/8). Pengunduran diri itu dilakukan setelah eksportir susu terbesar dunia itu mengumumkan ada beberapa produknya berpotensi tercemar bakteri botulisme.

Sayangnya, pengunduran diri Gary Romano, selaku Direktur Fonterra NZ tersebut tidak disertai alasannya.  "Gary telah membuat kontribusi signifikan selama di Fonterra dan kami menghormati keputusannya," kata chief executive officer (CEO) Fonterra, Theo Spierings dalam sebuah pernyataan hari ini.

Fonterra menyatakan, 3 Agustus lalu, pihaknya menemukan kontaminasi bakteri pada beberapa produknya yang dikirim ke pelanggan di sembilan negara. Susu yang berpotensi tercemar itu juga dikirim ke The Coca-Cola Co, Danone SA dan Wahaha di China.

Susu yang dikirim Fonterra itu merupakan bahan untuk membuat susu formula, minuman olahraga dan juga untuk bahan pakan ternak. Produk yang berpotensi tercemar itu bahkan sudah disita di China, Malaysia, Australia, dan juga Selandia Baru.

Selain itu, beberapa negara juga mengambil langkah serupa, yakni membatasi impor. Perlu diketahui, Romano merupakan pejabat resmi Fonterra yang muncul ke publik ketika kasus susu tercemar tersebut mencuat ke publik.

Sementara itu, ketua kelompok peternak susu Selandia Baru menilai ada masalah dalam pengunduran diri Romano tersebut. "Saya sangat terkejut bahwa ia mengambil tanggung jawab itu,” kata Willy Leferink Federasi Kelompok Peternak Susu kepada Radio Selandia Baru.

Willy menilai, pengunduran diri Romano terjadi karena dia banyak menanggung tekanan. "Mungkin tekanan pribadi terlalu banyak ..." jelas Willy.

Sementara itu, Spierings selaku bos Fonterra telah meminta maaf beberapa kali dan sudah melakukan dua penyelidikan internal terkait kasus kontaminasi bakteri tersebut. Hasilnya, Fonterra menyatakan, penyebab kontaminasi bakteri itu berasal dari pipa kotor di salah satu pabriknya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×