kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Duh! Harga susu naik dan menembus rekor baru


Rabu, 20 Maret 2013 / 13:01 WIB
Duh! Harga susu naik dan menembus rekor baru
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Sumber: Bloomberg | Editor: Asnil Amri

AUCKLAND. Akibat kekeringan, harga susu bubuk (milk powder) naik ke harga tertinggi di Selandia Baru, negara produsen susu sekaligus eksportir terbesar susu dunia.

Salah satu perusahaan penghasil susu, Fonterra Cooperative Group Ltd menyebutkan, harga naik karena terbatasnya pasokan susu akibat kekeringan yang melanda wilayah peternakan sapi.

Susu bubuk untuk pengiriman bulan Mei, tercatat naik 23%. Menurut GlobalDairyTrade, kenaikan harga susu ini merupakan yang terbesar sejak 1 September 2010.

Untuk susu di Selandia Baru naik menjadi US$ 5.313 per metrik ton, atau mencapai rekor baru setelah harga tertinggi US$ 4.958 per ton pada tanggal 1 Maret 2011.

Kekeringan di Selandia Baru melanda North Island wilayah produsen susu terbesar di negara itu. Selain menaikkan harga susu, kekeringan juga mengancam ekonomi negara itu.

Spierings Theo, CEO Fonterra bilang, pertumbuhan volume susu diproyeksikan melambat menjadi 1% tahun ini, setelah tumbuh 6% pada awal musim.

"Kini berebut mengamankan pasokan yang berkurang karena Selandia Baru sebelum akhir musim," kata Con Williams, ekonom di ANZ Bank New Zealand Ltd, dalam laporannya hari ini (20/3).

"Kenaikan terbaru telah jangka pendek membeli untuk mengamankan produk sebagai kekeringan telah mengurangi pasokan akhir musim."

Bank sentral Selandia Baru saat ini mempertahankan tingkat suku bunga pada rekor rendah pada tanggal 14 Maret karena kekhawatiran kekeringan mengganggu perekonomian.

Kondisi tersebut cukup beralasan, sebab  25% ekspor Selandia Baru  terdiri dari produk susu dan turunannya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×