Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
LONDON. Kampanye pro dan kontra soal Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) terus berlanjut. Kali ini, profesor Universitas Cardiff Patrick Minford menyatakan, para importir Inggris akan diuntungkan andai Brexit terjadi.
"Jika Inggris meninggalkan Uni Eropa, itu akan sulit bagi eksportir, tapi itu menguntungkan importir karena harga menjadi lebih murah," ujar Minford kepada Bloomberg, Sabtu (28/5).
Dia menjelaskan, saat keluar dari UE, Inggris akan kehilangan preferensi perdagangan di kawasan UE. Tapi, di saat yang sama, aturan ketat UE untuk pasar global pun otomatis hilang. "Sehingga harga impor dari seluruh dunia bisa turun," kata dia.
Survei terbaru atas anggota kamar dagang (Kadin) Inggris alias British Chambers of Commerce (BCC), sebanyak 37% anggota BBC kini mendukung Brexit.
Jumlah tersebut naik dari survei per Februari lalu yang sebesar 30%. Di sisi lain, anggota Kadin yang setuju Inggris tetap bergabung dalam wadah UE, turun dari sebelumnya 60% menjadi 54%.
Sejauh ini, para pemimpin dunia, termasuk negara-negara G7, menyerukan agar Inggris tetap di UE. Inggris menggelar referendum Brexit pada 23 Juni mendatang.