Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Biro Investigasi Federal AS atau FBI mengeluarkan pengumuman layanan publik pada Kamis (27/7), yang memperingatkan pemilik mata uang kripto tentang penipuan yang menargetkan mereka.
"Memperingatkan warga Amerika tentang penipuan mata uang kripto menggunakan strategi investasi yang disebut Liquidity Mining," sebut FBI dalam pengumuman layanan publik, seperti dikutip Bitcoin.com.
"Di mana scammers mengeksploitasi pemilik mata uang kripto, biasanya Tether (USDT) dan/atau Ethereum (ETH)," ungkap FBI.
Menurut FBI, Liquidity Mining adalah strategi investasi yang digunakan untuk memperoleh pendapatan pasif dengan mata uang kripto.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Beri Peringatan Soal Kehancuran Pasar, Rekomendasikan Beli 3 Aset Ini
“Dalam operasi Liquidity Mining yang sah, investor mempertaruhkan mata uang kripto mereka di kumpulan likuiditas untuk memberi pedagang likuiditas yang diperlukan guna melakukan transaksi," jelas FBI.
"Sebagai imbalannya, investor menerima sebagian dari biaya perdagangan," imbuh mereka.
Dengan Liquidity Mining, FBI menjelaskan, penipu meyakinkan korban untuk menautkan akun mata uang kripto mereka ke aplikasi Liquidity Mining palsu.
"Scammers kemudian menarik dana korban tanpa pemberitahuan atau izin dari korban," kata FBI memperingatkan.
Baca Juga: Zipmex Buka Suara Atas Penghentian Sementara Penarikan Dana Fiat dan Kripto
"Penipu mendekati calon korban melalui unsolicited direct message (DM) di media sosial, aplikasi kencan, atau layanan pesan seperti Facebook, Instagram, Twitter, Linkedin, Whatsapp, dll," kata FBI.
Korban penipuan Liquidity Mining selanjutnya akan memindahkan mata uang kripto dari akun mereka ke platform Liquidity Mining palsu.
Untuk mengelabuhi korban, platform Liquidity Mining palsu menampilkan keuntungan yang mereka dapatkan.
Percaya bahwa investasi akan sukses, korban membeli lagi mata uang kripto. Tapi, scammers akhirnya memindahkan semua mata uang kripto ke akun yang mereka kendalikan.
"Sejak Januari 2019, menurut Pusat Pengaduan Kejahatan Internet (IC3) FBI dan sumber terbuka, penipuan ini telah menyebabkan kerugian total lebih dari US$ 70 juta," sebut FBI.