Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Departemen Pertahanan AS alias Pentagon akhirnya menyampaikan fakta mengenai kehadiran militer AS di Suriah. Jumlah personel yang ditempatkan di Suriah selama ini bukanlah 900, melainkan 2.000.
Selama bertahun-tahun, publik diyakinkan bahwa AS hanya menempatkan sekitar 900 personel militer di Suriah. Kenyataannya jauh berbeda.
Juru bicara Pentagon, Pat Ryder, mengatakan bahwa pasukan tambahan AS telah berada di Suriah sejak sebelum penggulingan mantan Presiden Bashar al-Assad bulan ini.
"Mengingat situasi di Suriah dan minat yang besar, kami baru-baru ini mengetahui bahwa jumlah tersebut lebih tinggi. Jadi, ketika diminta untuk menyelidikinya, saya mengetahui hari ini bahwa, pada kenyataannya, ada sekitar 2.000 tentara AS di Suriah," kata Ryder pada hari Kamis (19/12), dikutip Al Jazeera.
Ryder menjelaskan bahwa jumlah personel yang ditempatkan untuk misi jangka panjang memang hanya 900, sementara sisanya dianggap sebagai pasukan rotasi sementara.
Dirinya mengklaim bahwa lebih dari 1.000 personel tambahan itu telah berada di Suriah selama waktu yang singkat atau masih dalam hitungan bulan.
Baca Juga: Puluhan Kuburan Massal Jadi Bukti Kekejaman Rezim Bashar al-Assad di Suriah
Misi Militer AS di Suriah
AS mulai menerjunkan personel militernya ke Suriah pada tahun 2014 dengan tujuan mengalahkan ISIS. Meskipun demikian, tentara AS masih menetap di negara tersebut setelah ISIS dinyatakan kalah di kawasan itu pada tahun 2017.
Selama bertugas di Suriah, militer AS bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi, yang sekarang menguasai sebagian besar wilayah Suriah timur.
Situasi itu memicu ketegangan dengan Turki. Mitra AS di NATO itu memandang SDF sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya karena hubungannya dengan organisasi bersenjata Kurdi yang dicap sebagai kelompok teroris.
Baca Juga: IMF Terbuka untuk Mendukung Pemulihan Suriah
Pejuang Suriah yang didukung Turki dan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) saat ini mendominasi pemerintahan baru di Damaskus. Aliansi ini merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai SDF selama dua minggu terakhir.
Terkait masa depan tentara AS di Suriah, Ryder mengatakan tidak ada perubahan yang direncanakan. Mereka mengaku tetap fokus pada penumpasan ISIS.
"Tidak ada rencana untuk menghentikan misi mengalahkan ISIS. Maksud saya, sekali lagi, ISIS terus mempertahankan atau menimbulkan ancaman yang signifikan," ungkap Ryder.
AS saat ini terlibat langsung dengan otoritas baru di Damaskus, meskipun secara resmi tetap melabeli HTS sebagai kelompok teroris.
Tonton: Curhatan Assad Pasca Diusir dari Suriah, Berapa Nilai Kekayaan yang Dimilikinya?