Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Kemampuan pertahanan rudal Amerika Serikat "jelas" terfokus pada Korea Utara, dan harus terus maju untuk menghadapi ancaman yang berkembang dari negara itu, Wakil Kepala Staf Gabungan AS mengatakan, Selasa, 24 Februari.
Wakil Kepala Staf Gabungan AS Jenderal John Hyten berpendapat, Korea Utara merupakan salah satu ancaman paling langsung bagi Amerika Serikat. Sebab, negara komunis itu memiliki potensi nyata untuk menggunakan senjatanya melawan AS.
"Kemampuan pertahanan rudal nasional kami jelas terfokus pada Korea Utara sekarang, bukan di China, Rusia, dan Iran," katanya dalam webinar yang digelar lembaga think tank Center for Strategic & International Studies di Washington.
"Kami mulai melihat Iran dengan seksama, karena Iran terus membangun rudal dengan cara yang signifikan dan kami harus mampu menanggapi itu," ujar dia, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Namun, Hyten menggarisbawahi, perlu terus memelihara dan mengembangkan kemampuan pertahanan melawan Korea Utara.
Baca Juga: Korea Utara perluas fasilitas pengembangan rudal, Korea Selatan siaga tinggi
"Tanpa membahas perincian rahasia, saya hanya akan mengatakan, pergi dan lihat video parade Korea Utara, dan Anda hanya akan melihat berbagai rudal datang melalui parade itu," sebutnya.
Korea Utara terus bergerak maju
Korea Utara sejatinya melakukan moratorium yang mereka berlakukan sendiri atas pengujian rudal nuklir dan rudal jarak jauh sejak November 2017.
Tapi, Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua terbaru dan terbesar dalam parade militer yang berlangsung Oktober tahun lalu, yang menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh yang berkuasa.
Korea Utara juga meluncurkan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam bulan lalu.
Baca Juga: Korea Selatan dan AS bakal gelar latihan militer skala besar, respons Korea Utara?
"Jadi, Korea Utara terus bergerak maju dalam kemampuan mereka, yang berarti di sisi pertahanan, kami harus terus bergerak maju juga," tegas Hyten.
"Ini adalah masalah yang sama yang Anda hadapi dengan musuh mana pun dalam sejarah konflik militer. Satu sisi bergerak, sisi lain bergerak, dan tujuannya adalah untuk tetap berada di depan musuh Anda," katanya.
Tidak seperti yang lain, bagaimanapun, Korea Utara memiliki potensi untuk benar-benar menggunakan senjatanya, Hyten menegaskan.
"Jawaban sederhananya adalah karena ada kemungkinan mereka benar-benar akan menembaki kami, dan oleh karena itu kami ingin kemampuan untuk menembak jatuh," katanya mengacu pengembangan sistem pencegat rudal generasi berikutnya.
Baca Juga: Koleksi rudal Korea Utara bikin gentar, dari Scud hingga Taepodong
"Dan saya akan menantang siapa pun yang hidup hingga 2017 untuk melihat masalah itu dan menyadari itu adalah kemungkinan nyata bahwa Kim Jong Un dan Korea Utara benar-benar akan menggunakan rudal balistik, mungkin dengan hulu ledak nuklir dan kemarahan, di Amerika Serikat," ungkap Hayten.
"Dan karena itu, sebaiknya kita memiliki cara untuk mengalahkannya," tambah dia.
Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklir keenam dan terbaru pada September 2017, yang diikuti dengan serangkaian uji coba rudal jarak jauh.
"Kami harus memastikan, saat kami melangkah maju, kami mempertahankan kemampuan untuk menolak kemampuan Korea Utara untuk secara efektif menyerang Amerika Serikat dengan percaya diri," ujar Hyten.
"Ini akan menjadi masalah jangka panjang karena kami melihat musuh yang kami hadapi dan berpotensi dapat dihadapi di masa depan, dan memastikan kami selalu memiliki kemampuan secara holistik untuk berada di depan mereka," imbuhnya.