Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MUNICH. CEO Volkswagen Herbert Diess tidak yakin mobil listrik akan memainkan peran penting dalam industri otomotif di masa depan. Dia lebih yakin mobil otonom akan menjadi andalan di pasar.
Berbicara menjelang pembukaan pameran mobil IAA di Munich, Minggu (5/9), Diess percaya mobil otonom alias mobil pintar akan menjadi pemain penting dalam upaya mengakhiri kendaraan bebas pembakaran di Eropa pada 2035.
"Kendaraan otonom benar-benar akan mengubah industri kita tidak seperti sebelumnya. Pengubah permainan (pasar) sebenarnya adalah perangkat lunak dan kendaraan otonom," ungkap Diess, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Kekayaan Mukesh Ambani menuju klub eksklusif senilai US$ 100 miliar di dunia
Pernyataan Diess tersebut seolah menunjukkan Volkswagen, produsen mobil terbesar di Eropa, telah menutup peluang untuk bersaing di pasar mobil listrik.
Komisi Eropa pada Juli lalu mengusulkan larangan efektif penjualan mobil bensin dan diesel baru mulai 2035. Melalui keputusan tersebut, banyak produsen mobil yang mulai mengembangkan seri mobil listrik agar tetap bisa beradaptasi di masa depan.
PadaJumat (3/9), Greenpeace dan LSM lingkungan Jerman Deutsche Umwelthilfe (DUH) mengatakan, mereka akan mengambil tindakan hukum terhadap Volkswagen, jika mereka gagal meningkatkan kebijakan mereka untuk mengatasi perubahan iklim.
Meskipun demikian, Diess tetap berencana untuk menyalip Tesla dan menjadikan Volkswagen sebagai penjual kendaraan listrik terbesar di dunia pada tahun 2025.
Baca Juga: Pemanasan global meningkatkan jumlah bencana alam hingga lima kali lipat
Bukan cuma itu, Diess juga berambisi menjadikan layanan perangkat lunak untuk mobil otonom sebagai salah satu senjata utamanya dalam bisnis Volkswagen di masa depan.
Upaya tersebut sudah dimulai dengan membeli startup perangkat lunak Argo AI, yang merupakan pesaing Waymo milik Alphabet Inc.
Layaknya banyak produsen lain, Volkswagen terus berusaha mengembangkan mobil tanpa pengemudi demi mengikuti perkembangan teknologi. Sayangnya, sistem tersebut sulit dipahami karena berbagai pengaturannya masih membutuhkan kehadiran manusia.
"Pada tahun 2030, sekitar 85% dari bisnis kami adalah mobil, mobil pribadi, mobil sewaan. Dan 15% di antaranya harus merupakan mobil angkutan," kata Diess.
Volkswagen menargetkan pendapatan sekitar 1,2 triliun euro dari penjualan perangkat lunak yang diaktifkan di sektor mobil pada 2030, atau diperkirakan sekitar seperempat dari pasar global.