Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) turun selama 12 bulan berturut-turut hingga Januari 2023 karena tingkat hipotek yang tinggi dan lonjakan inflasi. Harga rumah yang naik tajam melemahkan permintaan konsumen dari pasar perumahan.
Menurut laporan yang dirilis National Association of Realtors (NAR) pada Selasa (21/2), penjualan rumah di AS turun 0,7% pada Januari 2023 dibanding bulan sebelumnya dari tingkat tahunan yang biasanya 4 juta unit. Secara tahunan, penjualan rumah turun 36,9% jika dibandingkan dengan Januari 2021.
Kondisi ini menjadi pergerakan paling lambat sejak November 2010, ketika AS masih dalam pergolakan krisis perumahan yang dipicu gagal bayar subprime mortgage.
“Saat ini penjualan rumah mencapai titik terendah,” ujar Kepala Ekonom di NAR, Lawrence Yun seperti dilansir dari Fox Business , Rabu (22/2).
Baca Juga: Bahas Sanksi ke Rusia, Menteri Keuangan Negara G7 akan Gelar Pertemuan
“Harga bervariasi tergantung tingkat keterjangkauan pasar. Misalnya daerah dengan biaya rendah mengalami pertumbuhan sedang dan daerah dengan biaya mahal mengalami penurunan,” imbuhnya.
Pasar perumahan yang sensitif terhadap suku bunga telah menanggung imbas dari kampanye agresif The Fed yang memperketat kebijakan moneter dan memperlambat laju ekonomi.
Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga delapan kali berturut-turut dan telah mengisyaratkan mereka berencana akan terus menaikan suku bunga lebih tinggi tahun ini untuk menghambat inflasi.
Meskipun tingkat hipotek telah turun dari 7,08% pada November, tetapi mereka baru saja membalikan tren itu dan mulai bergerak lebih tinggi di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga.
Menurut laporan Freddie Mac, tingkat rata-rata nilai hipotek tetap 30 tahun naik menjadi 6,32% dalam minggu ini. Angka itu tetap jauh lebih tinggi dari tahun lalu yang sekitar 3,92%.
Sementara, harga rata-rata rumah yang sudah ada dijual di bulan Januari sebesar US$ 359.000, meningkat 1,3% dari periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukan selama 131 bulan berturut-turut terjadi kenaikan harga rumah dan menorehkan rekor terpanjang.
Baca Juga: Dokumen Bocor: Rusia Berencana Mengambilalih Belarus