Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Bursa Saham Asia rebound pada level tertinggi dalam empat bulan terakhir pada hari Senin karena investor mengandalkan likuiditas super murah dan stimulus fiskal untuk menopang pemulihan ekonomi global, bahkan ketika kasus terinfeksi virus corona meningkat yang menunda pelonggaran di seluruh negara bagian di Amerika Serikat (AS).
Pada pukul 11.52 WIB, indeks Nikkei 225 naik 366.920 atau 1,64% ke 22.673.400, indeks Hang Seng (Hong Kong) naik 875,07 atau 3,45% kr 26.248,19, indeks Shanghai Composite naik 133.790 atau 4,24% ke 3.286,60, indeks Straits Times (Singapura) naik 25,05 atau 0,94% ke 2.677,99.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tercatat naik 1% ke level tertinggi sejak Februari 2020. Saham-saham blue chip China juga melonjak 3% .
Baca Juga: Kompak, Bursa Asia dibuka menguat berkat optimisme pasar global
Kenaikan itu melanjutkan kenaikan pekan lalu yang mencapai 7%. Kenaikan saham-saham blue chip di China ini merupakan kenaikan tertinggi dalam lima tahun.
Bahkan indeks Nikkei Jepang, berhasil naik 1,3%. "Kami pikir ada kasus untuk meningkatkan alokasi taktis pada ekuitas Asia dalam konteks portofolio ekuitas global," tulis para analis di Nomura dalam sebuah catatan seperti dirilis Reuters Senin (6/7).
"Kami melihat sejumlah katalis yang dapat mendorong kinerja ekuitas Asia ex-Jepang (AeJ) melebihi ekuitas AS dalam waktu dekat," tambah mereka.
"Tren Covid-19 yang lebih baik dan data mobilitas di ekonomi dan pasar yang mendominasi indeks AeJ harus diterjemahkan ke dalam pemulihan ekonomi yang lebih cepat vs AS."
Baca Juga: Arus dana asing keluar capai Rp 1,59 triliun dalam sepekan, ini kata analis
E-Mini futures untuk S&P 500 juga menguat 0,8%, sementara EUROSTOXX 50 futures bertambah 1,8% dan FTSE futures 1,5%.
Sebagian besar pasar telah menguat minggu lalu karena kenaikan data ekonomi dari Juni mengalahkan ekspektasi, meskipun kebangkitan kasus virus corona di Amerika Serikat mengaburkan harapan investor.
Dalam empat hari pertama bulan Juli saja, 15 negara telah melaporkan peningkatan rekor dalam kasus baru Covid-19, yang telah menginfeksi hampir 3 juta orang Amerika dan menewaskan sekitar 130.000, menurut penghitungan Reuters.
“Sangat jelas bahwa AS tidak pernah berhasil mengendalikan wabah Covid seperti yang dilakukan negara lain. Dengan membuka kembali ekonomi terlalu cepat, kita telah melihat peningkatan yang menakutkan dalam laju kasus baru, ”kata Robert Rennie, kepala strategi pasar keuangan di Westpac.
Analis memperkirakan bahwa pembukaan kembali yang berdampak pada 40% populasi AS kini telah kembali.
Baca Juga: IHSG dibuka menguat, ini saham-saham pilihan Samuel Sekuritas untuk hari ini
"Jadi pasar harus memanjat dinding kekhawatiran pada Juli karena aktivitas ekonomi kemungkinan melunak dari pemulihan berbentuk V yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir," ujar Rennie memperingatkan. "Kita juga harus ingat bahwa hubungan AS dan China memburuk secara nyata," lanjutnya.
Dua kapal induk AS melakukan latihan di Laut China Selatan yang disengketakan pada Sabtu, Angkatan Laut AS mengatakan, ketika China juga melakukan latihan militer yang telah dikritik oleh Pentagon dan negara-negara tetangga.