Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Jual saham sekarang juga, sebelum semuanya terlambat. Kira-kira begitulah saran Huang Weimin, manajer hedge fund yang memperoleh gain lebih dari 6.200% di sepanjang tahun 2015 dalam perdagangan indeks berjangka China.
Pria 45 tahun mantan pekerja perusahaan pelat merah China itu, mendadak menjadi bintang pasar modal Negeri Tembok Besar. Kepiawaian Huang membawa Yourong Fund (Yourong), perusahaan investasi miliknya, ke puncak peringkat tertinggi di China dari sisi keuntungan bertransaksi.
Bukan sekedar keberuntungan, sebab pada 22 hari pertama di tahun 2016, Huang mampu menggaet keuntungan hingga 35% dikala indeks Shanghai terpangkas 18%.Huang mengatakan, indeks Shanghai berpotensi turun 15% lagi pada semester pertama tahun ini.
Perkiraannya itu tidak terlepas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi China, arus modal keluar dan pelemahan nilai tukar terhadap yuan. Huang menyarankan agar investor untuk segera menghindari kerugian lebih lanjut, dengan menukar seluruh asetnya menjadi uang tunai.
"Saya tidak optimistis dengan tahun ini. Saran saya, pegang uang tunai. Lalu menunggu dan menyaksikan yang akan terjadi," ujar Huang seperti diberitakan Bloomberg, Selasa (26/1).
Menurut pria yang mengelola lebih dari 100 juta yuan atau setara US$ 15,2 juta lewat Yourong ini, banyak dari 99 juta investor China yang telah melakukan penarikan dana. Volume ekuitas pasar modal China telah merosot ke level terendah, dalam tiga bulan terakhir pada akhir pekan lalu.
Sementara, perdagangan saham di indeks berjangka telah turun sekitar 99% sejak Juni 2015. Shanghai longsor lagi Shenzhen Rongzhi, Investment Consultant Co menyebutkan, Yourong Fund menjadi pemain terbaik di antara 310 pemain bursa saham Cina.
Rival perusahaan ini hanya mengantongi keuntungan di atas 1.000%. Sementara, seperlima dari rekan-rekannya yang lain mencatatkan kerugian.
Thomas Schroeder, Managing Director Chart Mitra Group Ltd memprediksi, indeks bursa Shanghai akan anjlok ke level 2.400.
"Masih ada beberapa tahap akhir kelemahan, yang harus dilalui pada satu atau dua kuartal berikutnya," ucap Schroeder.
Tom DeMark, analis pasar saham lain meramal, indeks Shanghai bakal jatuh ke level 2.500–2.600. "Yuan China, indeks Shanghai dan Hong Kong masih lemah," terang DeMark. Kemarin (26/1), indeks Shanghai anjlok 6,42% ke level 2.749,79. Ini merupakan posisi terendah sejak Desember tahun 2014.