Sumber: CNBC | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seksinya harga bitcoin tak disangkal mencuri perhatian dunia. Tak terkecuali, bursa berjangka atau futures pun tak mau ketinggalan mencari pasar baru penggali untung mata uang cryptocurrency ini.
Yang terbaru, bursa berjangka terbesar dunia, CME meluncurkan kontrak perdana bitcoin Minggu waktu setempat (17/12) dengan kode BTC. Pembukaan perdagangan ini hanya beda sepekan dengan langkah yang lebih dulu diambil Cboe Futures Exchange.
Di hari perdananya di CME, BTC untuk kontrak Januari diperdagangkan melemah menjadi US$ 19.500, setelah dibuka dengan harga US$ 20.650. Volume perdagangan 241 kontrak berpindah tangan sekitar 15 menit di introtrading.
Sedangkan perdagangan bitcoin di Cboe berlangsung mulus di pekan pertamanya, meskipun volume perdagangan juga masih relatif sedikit. Kontrak yang paling populer, untuk Januari 2018, memperoleh kenaikan 17,1% dalam sepekan ke US$ 18.105 per bit, pada Jumat (16/12).
Sejatinya, CME telah mengumumkan pada 1 Desember lalu, akan meluncurkan perdagangan bitcoin. Tapi, Cboe Global Markets mencuri start, meluncurkan kontrak dua hari kemudian untuk cryptocurrency yang harganya sudah naik 1.600% sepanjang tahun ini.
Ada sekitar 20 pialang berpartisipasi, misalnya Interactive Brokers dan Wedbush Futures. Perusahaan broker yang cukup populer juga, TD Ameritrade mengatakan, akan ikut di perdagangan Cboe, tapi tidak di futures CME.
Tak hanya dua bursa future ini yang terpukau seksinya fluktuasi harga bitcoin, Nasdaq dan Cantor Fitzgerald juga berencana memiliki kontrak derivatif bitcoin sendiri.
Berdasarkan Indeks di CoinDesk, harga bitcoin turun 2,2% mendekati US$ 18.900. CoinDesk merangkum harga bitcoin di sejumlah perdagangan seperti di Bitstamp, Coinbase, itBit, dan Bitfinex.