kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Cadangan Devisa dalam Mata Uang Asing Global Turun dengan Laju Tercepat


Kamis, 06 Oktober 2022 / 14:03 WIB
Cadangan Devisa dalam Mata Uang Asing Global Turun dengan Laju Tercepat
ILUSTRASI. Cadangan mata uang asing global turun dengan laju tercepat.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan mata uang asing global turun dengan laju tercepat. Hal ini terjadi setelah beberapa bank sentral dari India hingga Republik Ceko melakukan intervensi untuk mendukung mata uang mereka.

Mengutip Bloomberg, Kamis (6/10), cadangan devisa dalam mata uang asing telah turun sekitar US$ 1 triliun, atau 7,8%, tahun ini menjadi US$ 12 triliun. Ini menjadi penurunan terbesar sejak Bloomberg mulai mengumpulkan data pada 2003.

Adapun, bagian dari kemerosotan disebabkan perubahan penilaian. Ketika dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam dua dekade terhadap mata uang cadangan lainnya, seperti euro dan yen, itu mengurangi nilai dolar AS dari kepemilikan mata uang ini.

Baca Juga: Untuk Menopang Yen di Pasar Pekan Lalu, Jepang Habiskan 2,8 Triliun Yen

Tetapi cadangan yang semakin menipis juga mencerminkan tekanan di pasar mata uang yang memaksa semakin banyak bank sentral untuk terjun ke dalam peti perang mereka untuk menangkis depresiasi.

Persediaan India, misalnya, telah anjlok US$ 96 miliar tahun ini menjadi US$ 538 miliar. Bank sentral negara itu mengatakan perubahan penilaian aset menyumbang 67% dari penurunan cadangan mata uang asing selama tahun fiskal dari April. Rupee telah kehilangan sekitar 9% terhadap dolar tahun ini dan mencapai rekor terendah bulan lalu.

Sementara itu, Jepang menghabiskan sekitar US$ 20 miliar pada bulan September untuk memperlambat penurunan yen dalam intervensi pertama untuk mendukung mata uang sejak tahun 1998. Itu akan menyumbang sekitar 19% dari hilangnya cadangan tahun ini.

Selanjutnya, intervensi mata uang di Republik Ceko membantu menurunkan cadangan di sana sebesar 19% sejak Februari.

Meski besarnya penurunannya luar biasa, praktik penggunaan cadangan devisa untuk mempertahankan mata uang bukanlah hal baru. Bank-bank sentral membeli dolar dan membangun persediaan mereka untuk memperlambat apresiasi mata uang ketika modal asing membanjiri. Di masa-masa sulit, mereka menarik cadangan untuk melunakkan pukulan dari pelarian modal.

“Beberapa negara, terutama di Asia, bisa berjalan dua arah, menghaluskan kelemahan, dan kantong kekuatan,” kata Alan Ruskin, kepala strategi internasional di Deutsche Bank AG.

Sebagian besar bank sentral masih memiliki kekuatan tembak yang cukup untuk mempertahankan intervensi, jika mereka mau. Cadangan devisa di India masih 49% lebih tinggi dari level 2017, dan cukup untuk membayar impor selama sembilan bulan. Bank-bank sentral termasuk dari Indonesia, Malaysia, China dan Thailand akan merilis data cadangan devisa terbaru mereka pada hari Jumat.

Tetapi bagi yang lain, mereka dengan cepat menipis. Setelah turun 42% tahun ini, cadangan devisa Pakistan senilai US$ 14 miliar tidak cukup untuk menutupi impor selama tiga bulan, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.

Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia di September 2022 Diprediksi Turun, Ini Penyebebnya



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×